REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tukang sapu yang diduga memperkosa remaja P di Grogol, Wihanda (25) angkat bicara. Dia mengaku meniduri P (13), namun tidak memperkosanya. Kejadian tersebut, menurutnya atas dasar suka sama suka.
"Yang kami lakukan atas dasar suka sama suka, Tapi karena dia masih perawan makanya jadi berdarah banyak sekali," kata Wihanda ketika ditemui para wartawan di Mapolresto Jakarta Barat, Kamis (29/12) sore.
Wihanda mengatakan melakukan hal tersebut karena khilaf. Awalnya, P memang datang ke rumahnya untuk sekadar mengobrol dan curhat. Setelah suasana semakin intim, keduanya mulai pegang-pegangan, sampai akhirnya berlanjut ke ranjang. Keduanya lalu berhubungan badan sebanyak dua kali.
Setelah selesai, Wihanda menyuruh P untuk pulang ke rumah. Namun, P menolak dengan alasan takut dimarahi orang tuanya. Pria berkulit gelap itu terus memaksa, hingga akhirnya P pulang juga sambil menangis tersedu-sedu.
Saat jalan pulang, P sempat mampir di masjid untuk beristirahat. Kelelahan, P pun ketiduran hingga akhirnya ditemukan ayahnya. Kepada ayahnya, P mengaku habis diperkosa. Ayah P lalu melaporkan aduan anaknya ke Polresto Jakarta Barat. "Dari pengakuan korban, ayahnya lalu melapor ke polisi," ujar Kapolresto Kombes, Setija Junianta.
Kombes mengatakan kejadian ini tidak bisa disebut perkosaaan. Wihanda tetap dihukum atas tuduhan melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur.