REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR- Penerapan pengawasan penumpang di atas atap kereta yang dilakukan secara berkelanjutan ternyata berdampak positi. Salah satunya pada peningkatan pendapatan stasiun di wilayah koordinator Daop 1E Stasiun Besar Bogor sebesar 10 persen.
"Setelah kita melakukan pengawasan rutin setiap minggu dua kali di wilayah ternyata terjadi peningkatan pendapatan di setiap stasiun perlintasan Daop 1E," kata Wakil Kepala Stasiun Besar Bogor, Enjang Syarif Budiman, di Bogor, Selasa (7/2).
Enjang mengatakan, Stasiun Besar Bogor selaku Koordinator Daop 1E melakukan pengawasan sacara rutin setiap minggu sebanyak dua kali yakni Senin dan Rabu. Pengawasan yang dilakukan secara berpindah-pindah di tujuh stasiun yang ada di wilayah Daop 1E, yakni Stasiun Bogor, Stasiun Cilebut, Stasiun Citayam, Stasiun Bojonggede, Stasiun Depok, Stasiun Depok Baru dan Stasiun Pondok Cina.
"Setiap dilakukan pengawasan, lalu dilakukan evaluasi pengawasan. Kami mendapatkan laporan masing-masing stasiun mengalami peningkatan pendapatan sekitar 10 persen," kata Enjang.
Dengan peningkatan pendapatan ini, lanjut Enjang terbukti bahwa para penumpang yang menaiki atap kereta adalah penumpang yang tidak membayar.
Pengawasan tersebut dilakukan setiap pagi, melibatkan seluruh kepala stasiun Daop 1E dan anggota pengamanan PT KAI. Para petugas turun mengawasi para penumpang di kereta. Bagi yang kedapatan di atas atap akan diturunkan secara paksa dan diminta untuk membeli tiket.
Selain berdampak pada peningkatan pendapatan stasiun, lanjut Enjang, penerapan pengawasan juga berdampak pada berkurangnya jumlah penumpang yang menaiki atap kereta.
"Memang belum bisa kita pungkuri, penumpang di atas atap masih ada. Tapi sejak adanya pengawasan jumlahnya tidak sebanyak seperti biasanya, sudah jauh berkuranglah," kata dia.
Enjang menyebutkan, untuk Stasiun Bogor tidak terdapat penumpang yang duduk di atas kereta. Kebanyakan penumpang duduk di atas atap mulai dari Stasiun Cilebut dan stasiun pelintasan lainnya setelah Bogor.
Untuk mengurangi jumlah penumpang atas atap, selain melakukan pengawasan, pihak stasiun juga gencar melakukan sosialisasi tentang bahayanya duduk di atas atap kepada penumpang.
Seperti yang dilakukan pihak Stasiun Cilebut, mulai dari menggelar marawis hingga pengawasan ketat aparat keamanan. "Berbagai macam cara sudah kita lakukan, menggelar marawis sampai pemasangan alat-alat di atas atap yang akan menyulitkan penumpang nakal. Tapi, kita tetap melakukan pendekatan persuasif kepada penumpang sehingga dengan sendirinya mereka menyadari bahayanya listrik di atas atap kereta," kata Kepala Stasiun Cilebut, Asep Dodi Rahman.