REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kota Tua Jakarta diyakini bisa menjadi simbol yang menggambarkan wajah Indonesia. Chairman Pasiffic asia Travel Association (PATA) S.D Darmono mengungkapkan dalam waktu dekat akan berkonsentrasi menggarap Kota Tua menjadi tempat pariwista baru.
“Orang kalau ke Indonesia pasti ke Jakarta dulu. Mall dan gedung pencakar langit sudah banyak, tapi Kota Tua sangat spesifik Indonesia,” kata dia saat berbicang dengan Republika, Jumat (17/2).
Menurut dia, Kota Tua harus digarap serius agar bisa mengembalikan gengsi pariwisata di Indonesia. Dengan luas Kota Tua mencapai 800 hektar, ia mengungkapkan penting sekali Kota Tua dikelola oleh satu badan khusus.
“Gubernur mungkin terlalu sibuk dengan rutinitasnya, PATA mengajukan supaya Jakarta Kota dikelola oleh suatu badan pengembangan daerah,” ujarnya. Menurut dia, Kota Tua sangat cocok untuk dijadikan salah satu kawasan ekonomi eksklusif.
Langkah awal untuk benahi Kota Tua kembali cantik seperti dulu, menurutnya bisa dimulai dari Museum Fatahillah. “Itu kita perbaiki, tambah toilet umum, tambah pemandu,” ujar dia. Jika sudah dipoles, menurutnya Kota Tua tak akan kalah dari Singapura.
Ia mencontohkan, di salah satu kota tua di Singapura, dulu terdapat sungai yang kotor. Namun kini Singapura sudah berbenah sehingga Singapura River yang dulu kotor kini sudah bisa menarik turis-turis asing. “Turis-turis pada makan disitu, pinggirannya juga sudah rapi dengan toko-toko,” ujar dia.
Selain Kota Tua, jangka pendek PATA juga menargetkan Borobudur sebagai tempat tujuan wisata yang akan dioptimalkan. Di bulan Mei sekitar tujuh ribu wisatawan asing akan mengunjungi Borobudur.