REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang aktivis HMI yang mengeluarkan darah pada hidung dan mulutnya diduga akibat tindak penyerangan sejumlah aparat ke Sekretariat HMI menjalani pemeriksaan forensik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Aktivis tersebut merupakan salah satu dari tiga orang yang akan menjalani visum di rumah sakit itu.
Wakil Sekretaris Umum PTKP Badko HMI Jabotabeka-Banten, Alfian Ramadhan, mengatakan, satu orang aktivis yang tengah menjalani tes forensik di RSCM bernama Ramadhan. Dia, ungkap Alfian, menjalani tes tersebut lantaran mulut dan hidungnya mengeluarkan darah dan matanya terlihat lebam bekas pukulan.
Alfian menjelaskan, sejak Kamis (15/3) pukul 02.00 WIB dini hari, dirinya dan tiga orang aktivis HMI yang diduga diserang aparat mendatangi RSCM untuk menjalani pemeriksaan visum. Kedatangannya ke RSCM, ujar Alfian, dilakukan setelah dirinya memperoleh surat dari Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan itu di RSCM.
Namun, ungkap Alfian, hingga pukul 07.00 WIB pagi, tiga orang aktivis tersebut belum juga menjalani pemeriksaan visum. Oleh sebab itu, Alfian memutuskan, dua orang aktivis atas nama Safi dan Soliha, dibawa ke Sekretariat HMI Jakarta di Jalan Cilosari 17, Cikini untuk diistiahatkan terlebih dulu.
"Sementara Ramadhan, menjalani pemeriksaan forensik karena luka parah," ujar Alfian kepada Republika.