Jumat 16 Mar 2012 16:34 WIB

Atasi Kemacetan, Tarif Parkir di Bogor akan Dinaikkan

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Seksi Perparkiran Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor Suhandi mengatakan, terdapat enam ruas jalan yang dikategorikan sebagai rawan macet. Keenam ruas jalan tersebut adalah Jalan Suryakencana, Jalan Otista, Jalan Siliwangi, Jalan Pahlawan, Jalan Pengadilan, dan Jalan Raya Pajajaran.

Guna mengatasi ini, Pemerintah Kota Bogor berencana menaikkan tarif parkir di titik-titik tersebut.

Suhandi menuturkan, dengan adanya kenaikan tiga kali lipat maka tarif parkir bagi kendaraan roda dua menjadi Rp 6 ribu sekali parkir. Untuk kendaraan roda empat menjadi Rp 18 ribu. Sedangkan untuk kontainer, tarifnya menjadi Rp 37 ribu sekali parkir. "Sebelumnya, tarif parkir di titik rawan macet memang sudah lebih tinggi dari tempat-tempat lain," kata dia.

Khusus untuk Jalan Raya Pajajaran, lanjutnya, semestinya tidak diperbolehkan untuk area parkir. Hal ini karena jalan tersebut termasuk dalam jalan lintas nasional. Namun pada prakteknya, sulit untuk menerapkan larangan tersebut. "Karena itu kami masukkan dalam kategori rawan macet," ujarnya.

Sebagian warga mengaku keberatan dengan rencana kenaikan tarif parkir tersebut. Mereka menilai, kenaikan sebesar tiga kali lipat tidak masuk akal.

Seorang warga, Yeni (31 tahun) mengaku kerap memarkirkan kendaraan di salah satu titik rawan macet. Tiap harinya, ia berbelanja di Pasar Bogor yang terletak di tepi Jalan Suryakencana. Ia mengaku tidak sanggup jika harus membayar Rp 6 ribu untuk sekali memarkirkan sepeda motornya.

"Jadi lebih mahal parkirnya dong, daripada belanjaannya," keluhnya.

Hal senada diungkapkan Trisna (29). Menurutnya, untuk mengurangi kemacetan, tidak harus menaikkan tarif parkir setinggi langit. Namun, pemerintah seharusnya mengadakan fasilitas parkir yang lebih representatif sehingga tidak mengganggu lalu lintas.

"Tidak masalah sebenarnya kalau untuk mengurangi kemacetan. Tapi kalau langsung tiga kali lipat ya tidak masuk akal juga," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement