Rabu 22 Feb 2012 18:23 WIB

Warga Diimbau Waspadai Perkembangan Gunung Merapi

Tanaman di lereng Gunung Merapi
Tanaman di lereng Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,  BOYOLALI -- Warga yang bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, diminta tetap waspada terkait perkembangan gunung berapi di perbatasan Jawa Tengah dengan Yogyakarta itu.

"Kami meminta warga tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan, terkait aktivitas Gunung Merapi pada cuaca ekstrim saat ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Hasanudin di Boyolali, Rabu.

Pihaknya mengharapkan, warga dapat mengambil langkah antisipasi penyelamatan jika terjadi sesuatu terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta dan Kantor Urusan Kegunungapian Pos Jrakah Selo Boyolali terkait kondisi terkini Gunung Merapi.

Hasil Koordinasi BPBD Boyolal dengan Kantor Urusan Kegunungapian Pos Jrakah belum alam ini, katanya, kondisi Gunung Merapi masih aktif normal. "Memang ada sedikit peningkatan gempa baik gempa vulkanik maupun multiphase," katanya.

Kendati demikian, warga diminta tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan bencana. Warga tidak perlu resah karena pihaknya terus berkoordinasi dengan petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Selo dan BPPTK Yogyakarta.

Selain itu, pihaknya juga meminta warga di lereng Merapi dan Merbabu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan tanah longsor. Hal itu sangat penting karena kondisi struktur tanah di Gunung Merapi yang meliputi Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel, dan Musuk merupakan daerah rawan tanah longsor.

"Di daerah rawan itu, jika sewaktu-waktu terjadi hujan lebat dalam waktu cukup lama dapat mengakibatkan bencana," katanya. Menurut dia, struktur tanah di lereng Merapi dan Merbabu berpasir dan bebatuan serta secara geografis bertebing sehingga mudah longsor jika terkena air hujan dalam volume besar.

Berdasarkan pemetaan BPBD, di wilayah Boyolali termasuk daerah rawan bencana tanah longsor, puting beliung, dan banjir. "Kawasan rawan bencana tanah longsor di kawasan Merapi dan Merbabu antara lain di Kecamatan Ampel, Cepogo, Musuk, dan Selo. Daerah rawan bencana puting beliung antara lain di Kecamatan Kemusu, Karanggede, dan Andong," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement