REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Hasil otopsi dilakukan laboratorium kesehatan hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi terhadap seekor harimau Sumatera (panthera tigris Sumaterae) yang ditemukan tewas di kebun sawit dekat Taman Nasional Berbak (TNB), Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, akibat terkena setrum listrik.

Dari dari otopsi yang dilakukan tim medis Disnakkeswan Jambi, disimpulkan bahwa harimau tersebut mati karena terkena setrum listrik dengan ditandai jantung hewan buas itu mengerucut dan mengalami pendarahan, kata Kepala Laboratorium Kesehatan Hewan, Ir Azrin, di Jambi, Sabtu.

Sementara seluruh organ lain yang masih utuh seperti seperti biasa dan tim medis hanya menemukan jantung yang berkerut dan mengalami perdarahan sedang organ lain seperti lambung dan hati masih utuh.

Azrin juga menegaskan, jika harimau mati tidak hanya disebabkan karena racun seperti yang diduga selama ini tetapi memang karena terkena setrum listrik pagar kebun sawit milik warga.

Setelah selesai diotopsi, harimau tersebut dikembalikan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi dan biasanya kulit hewan itu diawetkan, untuk diletakkan di museum atau tempat lainnya karena harimau merupakan hewan yang langka dan dilindungi sesuai dengan undang-undang.

Sementara itu Kepala BKSDA Jambi, Tri Siswa sebelumnya mengatakan, harimau merupakan satwa langka dan dilindungi dan rencananya, tubuh harimau ini akan dibuat awetan atau offset dan diserahkan ke museum atau kebun binatang.

BKSDA Jambi saat ini mencatat bahwa diperkirakan harimau sumatera yang masih berada dikawasan hutan taman nasional yang ada di Provinsi Jambi ini sekitar lebih kurang 40 ekor lagi yang terbesar di beberapa wilayah di kabupaten Provinsi Jambi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika