REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mengguritanya kembali NII di Indonesia membuat Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso mempertanyakan keberadaan intelijen. "Ini tugas pemerintah, terutama intelijen. Kok kita bisa kecolongan seperti itu dengan angka (kader NII) yang demikian besar," katanya, Kamis (28/4).
Kondisi masuknya NII ke univeristas-universitas pun membuatnya terperanjat. "Ternyata ditemukan secara sistematis pengkaderan itu masuk kampus ternama. Anak-anak kita pun pada akhirnya terinfiltrasi masalah ini," katanya.
Menurutnya, kondisi ini menampar kinerja aparat kemananan, terutama intelijen. Ia mengaku kecewa karena intelijen ternyata tak bisa menangkal kaderisasi NII ini dan membiarkannya menjadi besar. "Kok dibiarkan. Kalau intelijen sampai tidak tahu, nah itu ada yang salah. (NII) berbahaya untuk sendi-sendi negara," katanya.
Ia meminta agar ada langkah tegas dan perhatian penuh pemerintah melalui alat-alat yang berhubungan dengan keamanan dan intelijen untuk segera melumpuhkan jaringan terorisme ataupun jaringan tak lazim yang menentang keutuhan negara seperti NII. Harus ada pula langkah dini dan langkah khusus yang dilakukan untuk bisa melumpuhkan jaringan tersebut.
Sebab, dikhawatirkan taruhannya terlalu besar jika jaringan tersebut tak dicabut dari akarnya. Terlebih lagi sudah jelas NII hijrah dari Indonesia untuk menjadi negara lain. "Lha ada di bumi indonesia kok jadi negara lain, bagaimana? Ini tak bisa dibiarkan karena mengancam keutuhan NKRI," katanya.