REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Intensitas hujan di kawasan puncak Gunung Merapi yang terpantau petugas pengamatan di Pos Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akhir-akhir ini mengalami penurunan. "Hujan di puncak mulai berkurang," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Ismail, di Magelang, Senin (23/5).
Bahkan, katanya, selama lima hari terakhir tidak turun hujan di kawasan barat puncak Merapi. Gunung tersebut meletus terakhir akhir Oktober hingga pertengahan November 2010 disusul banjir lahar secara terus menerus yang masih berpotensi terjadi hingga kini.
Ia mengatakan, hujan turun di puncak Merapi pada Selasa (17/5) satu kali selama 15 menit dengan intensitas 0,5 milimeter. Hujan cukup deras pada Jumat (13/5) satu kali selama 105 menit dengan intensitas 49 milimeter, sedangkan pada Minggu (1/5) tiga kali dengan total waktu 235 menit dan intensitas 50 milimeter.
"Umumnya hujan mulai siang hingga sore, sedangkan malam hanya gerimis," katanya.
Ia mengatakan, status aktivitas Merapi saat ini masih "Waspada" atau setingkat di atas level terendah, "Aktif Normal".
Hujan di kawasan puncak Merapi berpotensi banjir lahar melewati berbagai alur sungai yang airnya berhulu di gunung berapi di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Dia mengatakan, hujan di puncak bagian barat Merapi selama ini mengakibatkan banjir lahar mengarah ke alur tiga sungai yakni Apu, Senowo, dan Trising. "Saat ini cukup banyak material di atas hulu Sungai Apu, kalau hujan deras, material itu turun," katanya.