REPUBLIKA.CO.ID,PALANGKARAYA--Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Tute Lelo, mengatakan, selama sebulan terakhir, hampir empat ribu ekor ayam mati secara mendadak di daerah setempat dengan penyebab yang masih diteliti.
"Meskipun demikian kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian ayam karena terindikasi flu burung dan ayam yang mati merupakan ayam kampung atau bukan ras (buras)," katanya di Palangka Raya.
Ia menjelaskan, penyebab ayam mati mendadak bukan hanya karena terindikasi flu burung tetapi bisa saja karena faktor lain seperti perubahan cuaca atau pancaroba.
Tim dinas setempat dibantu Balai Penelitian Penyakit Hewan Banjarbaru, Kalimantan Selatan sudah turun ke lapangan guna penelitian kejadian itu. Mereka turun antara lain ke Kabupaten Gunung Mas, Barito Timur, Murung Raya, dan Barito Utara, tempat temuan ayam mati mendadak itu.
Ia mengatakan, sejumlah tenaga ahli berasal dari pemerintah provinsi dan kabupaten serta kota setempat yang sudah mendapatkan pelatihan penanganan masalah itu dari Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO) juga telah siap diturunkan guna penanganan flu burung.
Ia meminta masyarakat tidak resah dan segera melaporkan kepada petugas jika menemukan ayam mati mendadak agar segera mendapatkan penanganan oleh petugas sesuai dengan prosedur penanggulangan flu burung.
Pihaknya selama ini sudah mengantisipasi kemungkinan penyebaran flu burung antara lain melalui penyuluhan dan pembagian disinfektan untuk menjaga kebersihan kandang unggas.
Ia mengakui, pos pemantauan lalu lintas angkutan ternak di daerah perbatasan seperti Kabupaten Kapus dan Barito Timur belum berfungsi secara optimal. Terbukti, katanya, masih dijumpai angkutan ayam tanpa dilengkapi surat kesehatan ternak dari instansi berwenang di daerah asal yang lolos masuk Kalteng.
Ia mengatakan, para petugas pos pemantauan lalu lintas angkutan ternak harus secara optimal memeriksa dan mengawasi ayam yang masuk ke daerah itu baik menyangkut kesehatan, asal-usul, maupun surat kesehatan ternak. "Kalau memang tidak ada surat kesehatan, maka petugas berhak menolaknya," katanya.
Ia mengatakan, seharusnya di setiap perbatasan daerah dibangun pos untuk mengecek kesehatan ternak sehingga unggas yang diduga terkena flu burung tidak mudah lolos.