REPUBLIKA.CO.ID,BANJARNEGARA - Beberapa pengungsi kawah Timbang pegunungan Dieng di sejumlah lokasi pengungsian mengeluhkan minimnya selimut yang disediakan pemerintah. Padahal, mereka harus tidur beralaskan tikar tipis di atas lantai. Untuk itu, mereka meminta agar pemerintah bisa memberi bantuan selimut yang memadai.
Siam (40), yang mengungsi bersama cucu perempuannya di SMA Negeri 1 Batur, menyatakan suhu udara di pegunungan Dieng pada malam hari menjadi sangat dingin. ''Kalau di rumah, kami bisa tidur di kasur sehingga agak hangat. Tapi di sini, kami tidur di lantai sehingga sangat dingin sehingga sering menggigil kedinginan,'' jelasnya.
Siam juga mengeluhkan nasi bungkus yang dibagikan kepada pengungsi. Menurutnya, nasi bungkus yang dibagikan pada ratusan pengungsi di tempat itu hanya menggunakan lauk pauk tahu goreng dan sayuran.
Petugas kesehatan di Posko Kesehatan SMA 1 Batur, Yuliantika, mengakui barang yang saat ini sangat dibutuhkan warga adalah selimut tebal. Hal ini karena suhu udara di Dieng pada malam hari bisa hanya 10 derajat celcius. ''Selimut dari PMI yang dibagikan saat ini hanya selimut biasa sehingga tidak cukup untuk menahan dingin udara di sini,'' katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Banjarnegara, Fakhrudin Slamet Susiadi, mengatakan bahwa jumlah pengungsi saat ini tercatat 1.179 jiwa. Mereka diungsikan di 17 pos pengungsian di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Batur, Wanayasa, Karangkobar dan Pejawaran.