REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Bibit Waluyo mmenyatakan ancaman gas CO2 yang dikeluarkan Kawah Timbang sangat berbahaya karena tidak berwarna, tidak bau, dan tidak kelihatan.
Oleh karena itu, kata dia, warga Dusun Simbar dan Serang, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, yang berada di pengungsian diimbau untuk tidak buru-buru pulang.
Kelak jika sudah aman, kata dia, wilayah dalam radius satu kilometer (zona bahaya Kawah Timbang, red) tersebut diharapkan tetap dikosongkan karena sangat berbahaya.
Bibit mengatakan, warga secara sadar diharapkan merelokasi diri dengan tidak menghuni lagi wilayah berbahaya tersebut.
"Kalau ini sudah selesai, tolong, saudaraku berangsur-angsur pindah mencari tempat lain untuk menyelamatkan keluarga kita dari ancaman itu. Nah, tanahnya, pekarangannya, bisa digunakan untuk budi daya sendiri, tetapi tidak usah untuk perumahan," kata dia menegaskan.
Disinggung mengenai bantuan bagi petani kentang yang mengalami kerugian, dia meminta untuk tidak terburu-buru membicarakannya karena yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan masyarakat.
Menurut dia, hal itu akan dibantu setelah bencana alam ini berakhir.
Terkait alokasi anggaran penanganan bencana Kawah Timbang, dia mengatakan, saat ini masih ditangani Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan ketersediaan anggaran yang ada.
"Jika berkepanjangan, pasti provinsi akan bantu," katanya.