Sabtu 18 Jun 2011 21:30 WIB

Polisi Amankan Sopir Pembawa Bom SM Swalayan

Rep: Maspril Aries/ Red: Didi Purwadi
Demonstrasi masyarakat mengutuk aksi pengeboman
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Demonstrasi masyarakat mengutuk aksi pengeboman

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) terus mengusut peledakan bom di SM Swalayan Lubuklinggau. Polres Lubuklinggau kini tengah memeriksa intensif dua awak mobil Toyota Avanza yang mengantar paket untuk Hindra Sumardjono 47 tahun) yang merupakan  pemilik pasar swalayan terbesar di Kota Lubuklinggau.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Hasyim Irianto, Sabtu siang (18/6) langsung terbang dari Palembang menggunakan helikopter ke Lubuklinggau. Didampingi Kapolres Lubuklinggau AKBP Takwil Ichsan, Hasyim langsung meninjau TKP bom meledak yang berada di lantai III SM Swalayan yang terletak di Jl. Yos Sudarso.

Kepala Bidang Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sabaruddin Ginting, di Palembang, menjelaskan, polisi telah menyita satu unit mobil Toyota Avanza warna krem yang diduga membawa paket bom ke SM Swalayan. Selain itu, polisi juga mengamankan dua awak mobil Avanza dengan nomor polisi BG 2336 HD yaitu DY dan AN. Keduanya terus diperiksa intensif untuk mengetahui motif peledakan tersebut.

Dari pemeriksaan terhadap dua orang tersebut, terungkap bahwa paket bom sebelum diantar ke SM Swalayan itu sempat menginap satu malam di rumah AN. AN, yang berprofesi sebagai sopir travel, membawa paket bom itu dari Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Usai makan di sebuah rumah makan di Sekayu, AN menggantikan DY mengemudikan mobil menuju Lubuklinggau.

Saat sampai di Lubuklinggau pada Kamis (16/6) pukul 21.30, kemudian paket diantar ke SM Swalayan di Jl. Yos Sudarso. Tapi, ternyata took swalayan itu sudah tutup. Lalu, AN membawa paket bom pulang ke rumah.

Pada Jumat (17/6) sore, AN mengantar paket bom tersebut SM Swalayan. Paket berukuran berukuran 15 x 20 cm tersebut yang ditujukan kepada Hindra Sumardjono tersebut diterima satpam SM Swalayan Leo Waldi. Oleh satpam, paket lalu diletakkan di ruang informasi yang berada di lantai III.

Keesokan harinya pada Sabtu pagi sekitar pukul 09.10 saat Hindra masuk ke ruang kerjanya di lantai III lalu membuka paket tersebut, terjadi ledakan yang melukai perutnya.

Menurut Takwil Ichsan, bom yang meledak tersebut ada satu paket. Dalam satu paket itu, ada dua rangkaian yaitu rangkaian kecil dan rangkaian besar. Tidak semua rangkaian meledak. “Yang meledak itu adalah rangkain kecil,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement