REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI - Sebanyak 97 persen dari sekitar 300 orang penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, adalah pria dan wanita yang mengalami putus sekolah.
Kepala Rumah Tahanan Selatpanjang, Hendro, di Selatpanjang, Rabu (22/6), mengatakan, melihat kondisi yang demikian itu, rutan berinisiatif membuat program kesejahteraan bagi para narapidana salah satu diantaranya dengan program kejar paket.
"Rencana ini telah mendapat dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah setempat dan pihak keluarga tahanan itu sendiri," kata Hendro. Program kejar paket kata Hendro, rencananya merujuk kesemua jenjang setingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Menengah Atas (SMA).
"Semua paket setara pendidikan formal akan kita gelar, mulai dari paket A, B dan C," ujar Hendro. Menurut Hendro, program kejar paket bagi para tahanan atau narapidana penting untuk pembekalan bagi para tahanan saat "menghirup angin segar" keluar dari Rutan.
Dengan modal ijazah paket dan keterampilan yang diraih selama menjadi narapidana, kata Hendro, para tahanan yang telah bebas dapat mencari pekerjaan di berbagai perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. "Agar prilaku melanggar hukum yang sempat mereka lakukan tidak kembali terulang," jelas Hendro.
Program tersebut kata Hendro, juga salah satu program pemerintah yang ingin melihat seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti mendapatkan pendidikan yang memadai guna mengentaskan kemiskinan dan pengangguran tidak terkecuali bagi para tahanan di Rutan.
"Dengan adanya program kejar paket ini, diharapkan juga menjadi harapan baru bagi para tahanan yang masih memiliki cita-cita menjadi masyarakat yang sadar akan hukum," demikian Hendro.