REPUBLIKA.CO.ID, SIPIROK – Cekungan maut Aek Lotung, kembali menelan korban jiwa. Sebanyak 14 orang tewas dan 16 mengalami luka-luka serius dan berat, setelah bus penumpang antarprovinsi ALS BK 7088 DL jurusan Medan-Padang-Bengkulu yang mereka tumpangi, jatuh ke dalam cekungan di punggung pegunungan Bukit Barisan, persisnya Desa Aek Lotung, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut), Ahad (26/6).
Sampai pukul 15.00 WIB, evakuasi terhadap korban dan kendaraan masih terus dilakukan. "Mudah-mudahan tidak ada lagi korban yang ditemukan," kata AKP SL Widodo, Kasatlantas Polres Tapanuli Selatan, yang berada di lokasi.
Kepastian jumlah korban akan diketahui, setelah bus ALS berhasil diangkat ke luar dari dalam rawa yang merendam separuh badannya. Kecelakaan diduga akibat kerusakan pada bagian lahar kendaraan, yang beberapa jam sebelumnya diketahuiu diperbaiki di tengah jalan. "Bus oleng dan tak bisa dikendalikan sopir, sehingga meluncur mundur dan masuk ke dalam kolam raksasa, persis di bagian cekungan," terang Widodo.
Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 02.30 dini hari, ketika bus ALS BK 7088 DL berusaha menaiki ketinggian sekitar 60 derajat di titik Aek Lotung. Seperti sudah mempunyai firasat, sang sopir yang masih belum diketahui namanya, menyuruh penumpang untuk turun dari kendaraan.
Sebagian penumpang yang tidak tertidur, mengikuti ajakan sopir. Namun sebagian yang tertidur dan ibu-ibu yang membawa anak kecil, tetap berada dalam kendaraan. Mereka yang di dalam kendaraan inilah yang umumnya menjadi korban.
Para korban, sebagaimana kesaksian penduduk yang segera mengetahui kejadian tragis itu, terkurung tidak bisa keluar dari dalam bus, yang pelan-pelan mulai tenggelam. Pasalnya, pintu bus tidak bisa dibuka, karena memakai sistem hiodrolik.
Untunglah ada penumpang yang berhasil memecahkan kaca jendela, sehingga sebagian berhasil menyelamatkan diri. Namun 14 orang penumpang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tetap terkurung karena terimpit material bus.