Rabu 29 Jun 2011 20:56 WIB

Warga Baku Pukul Berebut Antre BBM

Antre BBM, ilustrasi
Foto: Antara
Antre BBM, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO-- Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium, yang sudah berlangsung sejak dua minggu terakhir di Kabupaten Pohuwato, sering menyebabkan perkelahian. Perkelahian terjadi antar warga yang sama-sama mengantri selama beberapa jam, untuk mendapatkan BBM di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Seorang warga Kecamatan Marisa, Sudirman Abdul, yang sedang mengantri di SPBU Buntulia mengatakan, terkadang dirinya merasa tidak nyaman saat mengantri di tempat tersebut. Ketidak nyamanan tersebut kata dia, diakibatkan oleh sering terjadi bentrok antar sesama warga, yang sedang mengantri hanya karena persoalan sepele.

" Biasanya bentrokan terjadi karena masalah jalur antrian," Kata Sudirman, Rabu. Dia mengatakan, puncak kericuhan terjadi pada Selasa (28/6), satu orang warga yang sedang mengantri di SPBU, harus dilarikan ke rumah sakit akibat terkena lemparan batu.

Hal serupa dikatakan juga oleh Haryono Mohamad yang sama sedang mengantri untuk mendapatkan BBM jenis premium, bahwa keadaan sekarang masih sedikit nyaman karena sudah ada petugas kepolisian yang berjaga-jaga di SPBU.

Akan tetapi kata dia, keadaan kembali menjadi mengkhawatirkan jika tidak ada seorangpun petugas kepolisian yang berjaga-jaga. " Meskipun sudah ada petugas, peluang untuk terjadi perkelahian tetap ada," Kata Haryono.

Sementara itu Manajer Penjualan Wilayah Depot Pertamina Gorontalo dan Sulawesi Utara, Irwansyah mengatakan, bahwa krisis BBM terjadi akibat keterlambatan tanker dari kilang. Dia menjelaskan, diperkirakan krisis BBM tersebut masih akan berlangsung hingga tiga hari mendatang, dan dengan adanya antrian panjang di seluruh wilayah Gorontalo, maka panic buying masyarakat dan spekulan pengencer sering terjadi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement