Jumat 15 Jul 2011 20:44 WIB

Gunung Lokon masih Berstatus Awas

Gunung Lokon sebelum meletus
Foto: Keyword Pictures
Gunung Lokon sebelum meletus

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO--Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan status Gunung Lokon (1.689 meter) di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, masih dalam status awas.

"Aktivitas Gunung Lokon sampai saat ini masih dalam fase erupsi, sehingga statusnya belum diturunkan," kata Kristianto, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Lokon Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM, Jumat.

Kristianto mengatakan, dari segi kegempaan, merupakan lanjutan dari aktivitas yang terjadi pada Kamis (14/7), yakni didominasi gempa vulkanik dangkal dan dalam. Kegempaan itu masih itu berlanjut sampai sekarang.

"Gempa vulkanik dangkal dan dalam masih terekam, sedangan tremor minim. Secara visual, hembusan asap teramati sekitar 50-100 meter di atas bibir kawah," katanya.

Dia menambahkan, faktor inilah yang menetapkan status gunung tersebut masih dalam level awas. Kristianto mengatakan, karena masih berada dalam status awas, diharapkan penduduk yang telah diungsikan untuk tetap berada di tempat pengungsian. "Masyarakat yang berada di pengungsian diimbau untuk tetap bersabar, jangan dulu kembali ke rumah," katanya.

Gunung Lokon pada Sabtu (9/7) meletus sebanyak tiga kali. Letusan pertama terjadi pada pukul 07.10, kemudian 11.20 dan pada pukul 14.14 WITA.

Selanjutnya pada Minggu (10/7) pukul 22.00 WITA dinaikkan status awas karena sempat mengeluarkan abu vulkanik. Aktivitas gunung tersebut terus terjadi hingga Kamis (14/7) malam sekitar pukul 23.30 WITA.

Jumlah pengungsi hingga saat ini 4.544 orang yang berasal dari Kelurahan Kinilow, Kinilow 1 dan Kakaskasen 1. Mereka telah diungsikan akibat aktivitas Gunung Lokon.

Pengungsi itu tersebar pada enam titik pengungsian di Tomohon, masing-masing SMA Kristen, SMA Kristen Binsus, SMK Kristen 2, SMP 1, SD GMIM 7, dan taman kota.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement