REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR - Kapolda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Irjen Pol Johny Wainal Usman, menyatakan sejumlah bentrokan antarwarga yang terjadi selama bulan Ramadan ini dipicu letusan petasan yang sering dibunyikan saat sedang beribadah.
"Letusan petasan yang sering diperdengarkan saat warga sedang beribadah sering menjadi faktor bentrokan warga dan beberapa warga yang sudah diamankan hasilnya sama berawal dari suara letusan petasan," ujar Kapolda saat mendampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Makassar, Selasa.
Ia mencontohkan bentrokan antarwarga yang terjadi di Jalan Tarakan, Jalan Hertasning, Rappocini dan Rajawali itu semua berawal dari ketersinggungan karena suara petasan yang dianggap mengganggu warga yang sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Pihaknya juga sudah memerintahkan seluruh jajaran baik Polrestabes Makassar, Polres dan Polsek untuk rutin melakukan operasi dan menyita semua petasan yang sudah terdistribusi kepada pedagang-pedagang di tingkat kelurahan.
Para pedagang yang ditemukan memiliki dan menjual petasan akan dibuatkan surat pernyataan oleh pihak kepolisian agar aktivitas ini tidak berlanjut lagi. Karena, dampak yang ditimbulkan itu cukup besar. Sanksinya beragam sesuai dengan tingkat kesalahan pelanggar aturan.
"Saya sudah perintahkan seluruh jajaran untuk ikut terlibat dalam menciptakan suasana nyaman selama bulan Ramadan. Polres dan polsek-polsek sudah saya perintahkan untuk bisa proaktif dalam menggelar upaya ketertiban ini," katanya.