REPUBLIKA.CO.ID, MANADO - Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara kemungkinan sementara membentuk kubah lava baru pascaletusan Minggu (14/8). "Hal ini bisa saja terjadi karena sering terekam gempa harmonik," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Soputan di Desa Maliku, Kabupaten Minahasa Selatan, Sandy Manengkey melalui salah satu stafnya Fandy Rumimper, di Tomohon, Kamis.
Indikasinya ini menurutnya bisa terekam dari delapan kali gempa harmonik di mana fluida magma yang terhembus keluar dan bisa memicu pertumbuhan kubah lava baru. "Kita terus mengamatinya, semakin banyak gempa harmonik, kemungkinan pertumbuhan kubah lava baru semakin besar," ungkapnya.
Secara visual diuraikan Fandy, dari kawah Gunung Soputan keluar asap tipis setinggi 50 meter dan mengarah ke utara. Kegempaannya menurut dia, sejak 00.00-06.00 WITA tak terekam lagi terjadinya gempa vulkanik.
Gempa hembusan juga terekam hingga 14 kali. Begitu juga dengan gempa guguran lava yang ada di kawah. Pos pengamatan sempat merekam terjadi sembilan kali. "Gempa tremor amplitudonya semakin mengecil dari 0,5-1 milimeter bila dibanding dengan saat terjadi letusan Minggu (14/8) yang mencapai titik amplitudo maksimum 40 milimeter," jelasnya.
Ditambahkannya, sekarang ini tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung sementara melakukan evaluasi visual dan kegempaan. Hanya saja Fandy tidak bisa memastikan apakah status Gunung Soputan akan diturunkan dari siaga level III ke waspada level II.
"Kita lihat saja nanti. Keputusan menurunkan atau menaikkan status gunung ini berada di tangan PVMBG setelah dilakukan evaluasi visual atau kegempaannya," kata Sandy.
Dia juga menegaskan hingga saat ini zona aman Gunung Soputan masih ditetapkan 6,5 kilometer dari bibir kawah. "Zona aman ini belum diturunkan atau dicabut hingga perkembangan vulkaniknya benar-benar normal," tegasnya.
Gunung Soputan kembali meletus Minggu (14/8) sekitar pukul 07.25. Beberapa jam kemudian terjadi letusan susulan disertai guguran lava pijar menuju lereng bagian barat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika