REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG - Jajaran Kepolisian Sektor Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, sedang menyelidiki kasus penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum pemuda terhadap seorang penderita gangguan jiwa (gila) di kompleks lokalisasi Ngujang, Kelurahan Ngantru, Kecamatan Kedungwaru.
"Beberapa saksi sudah kami mintai keterangan. Kasus ini tetap akan kami selidiki dan siapa saja pelakunya pasti kami kejar," janji Kapolsek Kedungwaru, AKP Irwantonoi, Selasa.
Korban penganiayaan yang diidentifikasi bernama Ahmad Ngaeni (42) kini telah diizinkan pulang ke rumahnya di Desa Mboro, Kecamatan Kedungwaru. Ia sebelumnya sempat menjalani perawatan darurat di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat karena luka-luka serius yang dialaminya pascadianiaya massa.
Polisi juga telah memeriksanya untuk dimintai kesaksian. Namun, yang bersangkutan mengaku tidak banyak ingat karena dirinya dalam kondisi mabuk berat (teler) saat kejadian penganiayaan terjadi.
"Tapi, ada beberapa saksi di lokasi yang mengetahui kronologi kejadian hingga akhirnya terjadilah aksi massa yang diduga dipicu oleh kesalahpahaman tersebut," terang Kapolsek.
Irwantono lalu menguraikan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) serta pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan anggotanya. Disebutkan, penganiayaan terjadi di dalam komplek Lokalisasi Ngujang, tepatnya di depan Wisma Sedap Malam.
Penganiayaan itu sendiri terpicu setelah korban Ahmad Ngaeni datang ke lokalisasi dan meminta bir bintang sebanyak satu botol. Namun, Ahmad tidak mau membayarnya.
Karena Ahmad terlihat seperti orang mabuk, pemilik warung/wisma membiarkan saja hingga akhirnya korban meninggalkan tempat itu. Namun, rupanya masalah tidak berhenti sampai di situ. Pada waktu berjalan di depan Wisma Sedap Malam, Ahmad Ngaeni kembali berulah dengan merebut mikrofon dari tangan sejumlah pemuda yang tengah menggelar pesta minuman keras sambil berkaraoke. Mungkin karena marah dan jengkel, para pemuda mabuk itu lalu beramai-ramai menghajar korban hingga babak belur.
Beruntung bagi Ahmad Ngaeni karena ada salah seorang warga sekitar dan pihak keamanan lokalisasi yang mengetahui kejadian tersebut. Sehingga, ia cepat diselamatkan dari amukan massa lebih lanjut. "Korban langsung dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan," terangnya.
Usut punya usut, sebagaimana pengakuan Puji Suhartini, istri korban, Ahmad Ngaeni rupanya tengah dalam kondisi labil secara kejiwaan. Puji tidak menyangka jika suaminya yang sedang depresi sejak delapan bulan lalu itu bakal berjalan menuju kompleks pelacuran sendirian dan menenggak minuman keras.