REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menilai kinreja intelijen keamanan Polri lemah atau sehingga tidak bisa mengantisipasi tindakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Solo, Ahad (25/9).
"IPW menyatakan prihatin dengan terjadinya ledakan bom di tempat ibadah. Kasus bom yang berulang di tempat ibadah ini menunjukkan kinerja intelkam Polri lemah," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta.
Sebelumnya sebuah bom meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Kota Solo sekitar pukul 10.55 WIB. Ledakan tersebut setidaknya menewaskan satu orang dan melukai 11 orang lainnya.
Lebih lanjut Neta menyatakan tragisnya lagi bom bunuh diri yang meledak di Gereja Kepunton, Solo, Jateng itu terjadi beberapa hari setelah masyarakat lintas agama melakukan aksi keprihatinan di depan Istana Merdeka, Jakarta.
IPW juga berharap Kapolri mengevaluasi kinerja Kabaintelkam Polri dan Kapolda Jateng. Terkait itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan mengutuk keras tindakan teror tersebut dan menginstruksikan Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo untuk menyelidiki bom Solo termasuk menguak jaringan yang terkait dengan aksi itu.
Berdasar instruksi itu Kepala Polri Timur Pradopo kini tengah menuju lokasi ledakan sedangkan Menko Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto tengah melakukan rapat koordinasi terkait insiden tersebut.
Bom Solo menewaskan satu orang atas nama pelaku yang diduga berumur 30 tahun dan mengakibatkan belasan orang luka-luka. Seluruh korban luka kini dirawat di RS dr Oen Kandang Sapi, Solo.