REPUBLIKA.CO.ID,SERANG -- Sebanyak 12 siswa SMP Negeri I Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten menderita luka-luka akibat tertimpa atap bangunan sekolah, Kamis (29/9). Korban kebanyakan mengalami luka robek dan memar di sekujur tubuh akibat tertimpa kayu dan genting.
Korban terparah yakni, Tb Rian Prayoga, siswa kelas 9 yang mengalami luka robek di kepala. Sehingga, harus mendapatkan jahitan di kepala serta harus mendapatkan penanganan serius.
Selain Rian, korban yang mendapatkan perawatan medis, yakni, Dedi Gustiawan, Fazri Ramadhan, Chaerul Rizal, Rio Pratama, M Hari Bakti Pahlevi, Siti Ahdiati, Suryanah, Handi Permana, M Deden Mukriji, Hendri Hidayat, dan Firhan.
Ambruknya atap sekolah tersebut terjadi saat mereka duduk di bawah atap yang ambruk usai jam istirahat dan saat kegiatan belajar mengajar akan kembali berlangsung, tepatnya pukul 11.00 WIB. Suara gemuruh akibat runtuhan atap, disusul teriakan para korban membuat para siswa lainnya dan guru histeris.
Beruntung sejumlah guru dan petugas sekolah langsung menolong siswa yang berada di reruntuhan puing secepatnya. Meski sempat mendapatkan penanganan dari pihak sekolah, namun belasan siswa tersebut harus dilarikan ke Puskesmas Labuan karena luka yang mereka alami cukup serius.
Kepala Sekolah SMPN 1 Labuan, Iip Saepudin, mengatakan, musibah tersebut terjadi sangat tiba-tiba. "Kedua belas siswa ini mau masuk ke ruang kelas, saat kanopi ambruk," kata Iip.
Iip yang baru 3 hari menjabat kepala sekolah SMPN 1 Labuan itu sangat menyayangkan kejadian yang menimpa muridnya. "Saya juga tidak tahu masalahnya dimana. Apa persoalan teknis, atau lainnya. Tapi yang jelas pihak sekolah akan bertanggung jawab atas kejadian ini," katanya.
Atap sekolah yang ambruk terjadi tepat di titik kanopi (consol selasar) bangunan ruang kelas dan laboratorium sekolah yang baru selesai akhir 2010 lalu. "Yang ambruk itu bukan atap ruang kelas, tapi consol selasar depan kelas dan laboratorium," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pandeglang, Abdul Azis, di lokasi kejadian.
Anggaran untuk pembangunan kelas didapat dari dana bantuan provinsi (dekontruksi) tahun 2010 sekitar Rp 100 juta. "Dana sebesar ini untuk membangun dua ruang kelas. Dan serah terima tak lama setelah pembangunan selesai," kata Azis.
Menanggapi kemungkinan adanya penyelewengan berupa penurunan spesifikasi bangunan, Azis berkilah. Sebaliknya, Azis mengatakan, jika consol selasar bukan salah satu item paket pembangunan sekolah yang rampung pada Desember 2010 lalu. " Itu sumbangan dari pihak kontraktor, yakni CV Kemuning Raya (KR)," kata Azis.
Kapolsek Labuan, Kompol Syahrul, mengatakan, pihaknya akan menyelidiki kejadian ambruknya atap sekolah SMPN 1 Labuan. "Kami sudah memasang garis polisi dan melakukan olah TKP. Selanjutnya kami akan mendalami kejadian ini," katanya singkat.
Salah satu korban, Rian Prayoga, saat ditemui di rumahnya di Kampung Sawah Timur, Desa Labuan, Kecamatan Labuan, mengaku masih trauma dengan kejadian tersebut. Saat kejadian itu, dirinya tengah duduk di pelataran sekolah. "Saya sendiri terjebak di bawah puing-puing atap," kata Rian.