REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Panwaslu Banten menemukan kejanggalan pada perangkat lunak rekapitulasi suara yang digunakan KPU Banten. Software berisi aplikasi excel tersebut digunakan di tingkat kecamatan.
Ketua Divisi Pengawasan dan Humas Panwaslu Banten, Sabihis, mengatakan, ada ketidaksesuaian angka hasil penghitungan digital menggunakan software tersebut dengan perhitungan secara manual. Setiap kali diinput data angka perhitungan suara ketiga calon gubernur Banten ke dalam program tersebut, maka perolehan suara untuk calon nomor urut satu selalu bertambah menjadi dua kali lipat.
"Ketika diinput 200 suara untuk nomor urut 1, menjadi 400 suara setelah ditotal. Ajaib," kata Sabihis, Senin (25/10).
Kasus ini, kata Sabihis, ditemukan di empat kecamatan di Kota Tangerang. Yakni di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cipondoh, PPK Benda, PPK Karang Tengah, dan PPK Larangan.
Meski tidak mengubah atau mengurangi perolehan suara pasangan calon lain, namun prosentase untuk pasangan calon gubernur nomor urut 1, Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno, selalu bertambah setiap kali diinput. "Jika menggunakan rumus excel biasa, angka itu harusnya sama,” kata Sabihis.
Atas temuan tersebut, Panwaslu Banten akan melakukan kroscek di semua PPK se-Banten, melalui pengawas kecamatan untuk memastikan apakah hal itu hanya terjadi di Kota Tangerang, atau di seluruh wilayah Banten. Jika memang kasus ini terjadi di seluruh wilayah Banten, maka Panwaslu Banten akan memberikan rekomendasi kepada KPU Banten agar menggunakan sistem manual saja dalam merekapitulasi hasil perhitungan suara.
Software ini, kata Sabihis, juga pernah digunakan KPU Kota Tangerang Selatan ketika Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan yang memenangkan Airin Rachmi Diany itu. Sebab, masih ada judul 'Hasil Rekapitulasi Suara Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan' pada tabel excel yang ditemukan di PPK Larangan, Kota Tangerang.
Ketua Pokja Pemungutan dan Penghitungan Suara KPU Banten, Nasrulloh, membantah jika menggunakan software khusus untuk rekapitulasi perhitungan suara. Yang ada, kata Nasrulloh, penyeragaman aplikasi excel berdasarkan pengalaman di Pemilukada Tangerang Selatan. "Kita menerima dari KPU Tangsel. Kita pleno ternyata ada yang menerima dan tidak," kata Nasrulloh.
Menurut Nasrulloh aplikasi excel yang digunakan KPU Banten hanya untuk penyeragaman data saja. "Dalam merekapitulasi suara di tingkat TPS, PPK, kota, dan provinsi kita lebih pada mekanisme manual dan konvensional," kata Nasrulloh.