Senin 26 Dec 2011 22:03 WIB

Gunung Anak Krakatau Sulit Diamati

REPUBLIKA.CO.ID, KALIANDA, LAMPUNG - Petugas pemantau Gunung Anak Krakatau mengaku kesulitan mengamati gunung itu secara langsung atau dengan visual mata karena tertutup kabut tebal di perairan Selat Sunda.

"Mendung dan curah hujan tinggi cenderung menutupi gunung itu beberapa hari terakhir," kata petugas pemantau gunung Anak Krakatau (GAK), Hamdani, di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Senin (26/12).

Ia menjelaskan, kegempaan gunung itu hanya terpantau melalui seismometer, yang tercatat sebanyak 129 kali dalam sehari. "Kegempaan naik sedikit dari hari sebelumnya yang tercacat sebanyak 125 kali," katanya.

Kemudian, sampai saat ini tidak ada aktivitas menonjol pada gunung itu dan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan statusnya masih tetap 'siaga'.

Namun, ia mengimbau kepada nelayan atau wisatawan untuk tetap waspada karena peningkatan aktivitas dapat terjadi sewaktu-waktu berupa letusan atau erupsi dengan mengeluarkan material vulkanik.

"Gunung itu masih berpotensi mengeluarkan letusan dan erupsi vulkanik, meski berkekuatan rendah," katanya.

Lalu, nelayan maupun wisatawan diharapkan tetap menjaga jarak aman minimal dua kilometer dari gunung itu.

Hamdani mengatakan, para nelayan masih tampak melaut di sekitar Gunung Anak Krakatau meskipun statusnya siaga karena mereka sudah terbiasa dengan kondisi itu sejak bertahun-tahun lalu.

"Tahun lalu sempat mengeluarkan letusan namun nelayan tetap melaut seperti biasanya dan sekarang tidak ada letusan," kata dia.

Ia memperkirakan, intensitas kegempaan masih fluktuatif dalam hitungan puluhan sampai ratusan kali hingga beberapa hari ke depan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement