REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Pengendara kendaraan pribadi di Bandarlampung tetap enggan menggunakan Pertamax dan masih memilih memakai Premium dan Solar sehubungan harga Pertamax yang jauh lebih mahal dibandingkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi itu.
Berdasarkan pantauan Antara News di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Bandarlampung, Rabu (3/1), pengguna premium ternyata bukan hanya mobil bermesin kecil, tetapi juga kendaraan berdaya besar, seperti bermesin 2.000 cc ke atas.
Mobil bermesin besar itu juga kerap mencampur Premium dan Pertamax. Misalnya, Premium dibeli Rp150 ribu dan Pertamax Rp 50 ribu.
"Supaya tarikan mesin lebih enak saja maka dicampur. Harga Pertamax terlalu mahal dan fluktuatif sehingga sulit mengatur kemampuan keuangan dalam membeli bahan bakar ini," kata Duan, salah satu pengendara yang mencampur Pertamax dan Premium dalam kendaraannya.
Menurut salah satu karyawan SPBU di kawasan Jalan Antasari Bandarlampung yang enggan disebutkan namanya, pengendara tetap memilih premium karena harganya jauh lebih murah dibandingkan Pertamax.
Di sejumlah SPBU lainnya seperti di kawasan Sukarame dan Kalibalok Bandarlampung , pengendara tetap memilih menggunakan Premium.
Menurut Pertamina Lampung-Bengkulu, konsumsi BBM masyarakat Lampung per hari untuk premium rata-rata 1.800-1.950 kiloliter, dan solar 1.300-1.400 kiloliter.