REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Seorang penambang pasir, Supardi (45), tewas tertimbun longsor saat menggali tebing gumuk di desa setempat pada Selasa. Longsor juga mengakibatkan tujuh penambang pasir lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Seorang warga di sekitar lokasi gumuk, Sujianto, mengatakan tebing gumuk setinggi delapan meter di Dusun Gayasan, Desa Jenggawah, itu tiba-tiba longsor. Longsornya tebing gumuk diawali dengan suara gemuruh.
"Saat kejadian longsor, terdapat delapan penambang pasir yang sedang bekerja. Satu penambang tewas di lokasi kejadian,'' tuturnya. ''Tujuh penambang lainnya mengalami luka berat di bagian kepala dan punggung karena tertimpa pasir dan bongkahan batu.''
Menurut Sujianto, korban Supardi saat itu sedang menggali tanah dengan kedalaman dua meter. Posisi tersebut tidak memungkinkan korban untuk menyelamatkan diri.
"Korban tertimpa batu cadas dan mengenai bagian kepala dengan posisi tubuh tertelungkup di dalam lubang. Sedangkan, tujuh penambang pasir lainnya berhasil menyelamatkan diri saat mendengar suara gemuruh," katanya menjelaskan.
Sejumlah korban yang mengalami luka berat itu masih menjalani perawatan di puskesmas setempat. Mereka adalah Slamet, Muhdan, Supono dan Suki. Rencananya empat korban tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit Daerah dr Soebandi Jember apabila kondisi kesehatannya tidak menunjukkan perkembangan.
Sementara Kapolsek Jenggawah, AKP Syamsudin, mengatakan longsornya tebing gumuk diduga karena hujan deras yang mengguyur daerah setempat selama beberapa hari terakhir. Sehingga, kondisi tanahnya menjadi gembur dan mudah longsor. "Kejadian itu murni kecelakaan kerja karena tebing setinggi delapan meter itu longsor saat sejumlah penambang sedang bekerja untuk menggali pasir," tuturnya.