Selasa 14 Feb 2012 02:02 WIB

Oalah, Tukang Becak Yogya Kesal dengan Bentor, Toh

Rep: yulianingsih/ Red: Endah Hapsari
Bentor
Foto: antara
Bentor

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- Maraknya keberadaan becak bermotor (bentor) di beberapa wilayah di Yogyakarta dikeluhkan oleh pengemudi becak kayuh. Mereka merasa terancam keberadaanya oleh datangnya bentor tersebut.

Menurut Ketua Assosiasi Paguyuban Becak Kota Yogyakarta (Aspabeta), Totok Purwanto, bentor tersebut sudah marak ada di Yogyakarta. Bahkan di beberapa titik wisata seperti di Tamanpintar, Alun-alun Utara dan Pasar Beringharjo, bentor juga beroperasi. "Kalau terus dibiarkan akan mengancam keberadaan becak kayuh, dan akan menimbulkan konflik diantara pengemudi becak" kata dia.

Dia mencontohkan, bentor hanya mematok harga Rp 5.000 per penumpang untuk rute dari Pasar Beringharjo ke wilayah Wirobrajan. Sementara becak kayuh menetapkan tarif Rp 10 ribu untuk rute yang sama. "Ini sudah mengancam kita dari sisi harga saja," tambahnya.

Selain mengancam becak kayuh, bentor juga mengancam ikon wisata Kota Yogyakarta. Apalagi, becak selama ini telah menjadi ikon wisata Yogya. Bahkan hal itu telah diakui oleh Pemkot Yogyakarta dengan menerbitkan surat izin operasional kendaraan tidak bermotor (SIOKTB). Semua pengemudi becak kayuh anggota Aspabeta telah memiliki surat tersebut.

Kepala Seksi Angkutan, Dishub Kota Yogyakarta, Hari Purwanto mengatakan, aturan terkait keberadaan bentor ini sudah cukup jelas. Hal itu kata dia, telah diatur melalui surat edaran (SE) Gubernur No 551.2/0316 tertanggal 24 Januari 2003 tentang larangan pengoperasian Bentor. Peraturan ini dikeluarkan karena bentor tidak sesuai dengan PP No 44 tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement