REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meminta semua pihak di dunia untuk melakukan upaya dalam melindungi hukum internasional. Menurutnya, kini dunia berkembang dengan cara yang rumit.
Lavrov berbicara melalui penerjemah pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son di Hanoi pada Rabu (6/7/2022). Komentarnya muncul saat Rusia dituduh oleh negara-negara Barat melanggar hukum internasional melalui invasinya ke Ukraina. Para pemimpin Uni Eropa telah mendesak Rusia untuk mematuhi perintah pengadilan internasional yang meminta Rusia untuk mundur dari Ukraina.
Kunjungan dua hari Lavrov ke Hanoi dilakukan saat kedua negara menandai peringatan 10 tahun kemitraan strategis komprehensif kedua negara. Kedua negara memiliki hubungan dekat sejak era Uni Soviet dan Vietnam sejauh ini tidak mengutuk perang Rusia di Ukraina, yang disebut sebagai operasi khusus.
Selain itu, Rusia adalah pemasok senjata terbesar Vietnam. Sedangkan perusahaan-perusahaan Moskow dan Hanoi terlibat dalam beberapa proyek energi besar di negara itu. Bahkan perdagangan antara Vietnam dan Rusia naik 25 persen tahun lalu menjadi 7,1 miliar dolar AS.
"Vietnam adalah mitra utama (Rusia) di ASEAN dan hubungan kedua negara didasarkan pada sejarah dan perjuangan bersama mereka untuk keadilan," kata Lavrov pada pertemuan itu merujuk pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Menteri Luar Negeri Rusia otu dijadwalkan terbang ke Indonesia untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 pekan ini.