REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pelaksanaan Program Padat Karya di Nusa Tenggara Timur selama Januari-Juni 2022 telah menyerap sebanyak 7.124 tenaga kerja (naker) yang tersebar di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Tenaga kerja yang terserap dalam Program Padat Karya tersebut untuk pembangunan berbagai infrastruktur seperti pertanian, penanggulangan bencana, dan fasilitas umum lainnya," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT Kementerian Keuangan Catur Ariyanto Widodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu (6/7/2022).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak Program Padat Karya terhadap penyerapan tenaga kerja di NTT. Padat Karya, kata dia, merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dijalankan pemerintah untuk mendorong kebangkitan perekonomian di daerah dari dampak pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Ia menyebutkan anggaran negara yang disalurkan untuk Padat Karya di NTT terealisasi sebesar Rp 51,74 miliar. Catur mengatakan dengan penyerapan sebanyak 7.124 orang tenaga kerja maka masyarakat memiliki sumber penghasilan untuk menghidupkan perekonomian rumah tangga.
"Jadi meskipun pandemi masyarakat juga tetap bekerja dan memperoleh penghasilan melalui berbagai proyek pembangunan di daerah," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya sumber penghasilan masyarakat ini maka diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga sehingga perekonomian bisa segera bangkit kembali. Catur mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus berkinerja dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah baik melalui Program Padat Karya, bantuan sosial, penyaluran kredit, dan sebagainya.
Oleh karena itu, kata dia masyarakat juga perlu turut berperan serta mengawal pelaksanaan APBN di daerah guna memastikan tujuannya tepat sesuai sasaran dan dapat memberikan manfaat yang optimal.