"Atas nama rindu kutulis sebuah pengakuan mewakili suara yang tak pernah mampu kuucapkan. Bahwa aku mencintaimu."
Begitu cuplikan dialog dalam film terkenal "Dear Nathan" yang dibintangi oleh artis berparas tampan Jefri Nichol. Artis ini, begitu bersemayam di hati kawula muda maupun tua. Tak heran jika namanya tenar seantero negeri ini.
Selayaknya seorang artis, pemuda yang juga pernah membintangi film "Jailangkug" ini memiliki banyak penggemar, selain itu juga menjadi panutan fans-nya. Dari gaya fesyen , gaya hidup, hingga tingkah lakunya.
Sayang dunia artis dirudung kabar yang tidak mengenakkan. Sang artis idola, tersandung kasus narkoba. Artis yang juga menjadi pemain film 'A, Aku Cinta dan Benci' ini, tertangkap atas kepemilikan dan penyalahgunaan narkoba. Barang bukti yang diamankan narkoba jenis ganja sebanyak 6,01 gram.
Hal ini membuat publik cukup tercengang. Dan tak mengherankan bagi para fans, ini merupakan pukulan keras. Bagaimana tidak? Sang artis yang diidolakan siang dan malam menjadi pujaannya, musti tertangkap tangan dengan kasus narkoba.
Tapi masyarakat secara umum, tidak cukup membuka mata akan fakta kerusakan seperti ini. Kondisi secara umum, justru seolah menjadi 'asam garam' yang setiap hari menjadi menu di meja makan. Kasus yang menimpa artis sebenarnya tidak hanya kali ini saja.
Banyak artis lain yang juga mengalami hal yang sama dalam waktu berdekatan. Seperti merebak kabar tertangkapnya artis dunia hiburan yang terkenal dengan nama Nunung Srimulat (56) dengan kasus penggunaan narkoba jenis sabu.
Banyak deretan artis ternama yang terseret kasus narkoba, harusnya menjadi pelajaran bagi seluruh fans khususnya dan masyarakat pada umumnya. Karena pada faktanya artis tidak dapat lagi dijadikan panutan bagi masyarakat. Perilaku masyarakat secara umum, menganut perilaku artis yang diidolakannya. Atau bahkan bukan idolanya saja, mereka juga menganut dan menggandrunginya. Tidak hanya menganut perilaku saja, akan tetapi sampai pada pemikirannya.
Mengapa hal ini terjadi di masyarakat? Yang pertama dikarenakan secara individu masih memiliki keimanan yang lemah. Ini mengakibatkan seseorang salah dalam menjadikan orang lain sebagai idolanya. Ditambah lagi dengan orang atau artis yang menjadi idolanya berperilaku yang jauh dari pengetahuan dan pemahaman agama. Jadilah perilaku yang menyimpang tetap dijadikan contoh/panutan.
Yang berikutnya adalah pengaruh lingkungan yang buruk. Mulai dari keluarga hingga masyarakat secara luas, untuk saat ini, tidak ada lagi kontrol untuk memperhatikan individu-individu di dalamnya. Masyarakat cenderung berperilaku individual. Dalam perilaku mereka juga tidak jauh dari mencontoh/berkiblat pada artis. Yang notabene mereka sesungguhnya tidak bisa dijadikan contoh/panutan secara keseluruhan. Masalah yang terjadi adalah deretan artis yang berperilaku buruk yang justru menjadi idola dan banyak penggemarnya. Maka lengkap sudah kondisi yang memperburuk pola pikir dan perilaku masyarakat secara luas.
Di ranahnya negara, tidak adanya pendidikan yang luas mulai dari individu hingga masyarakat berkenaan dengan ketaatan kepada Sang Pencipta. Penguatan akidah juga tidak ada perhatian dari pemerintah. Masyarakat dibiarkan berperilaku sesuai keinginan masing-masing. Kuatnya iman sebenarnya juga akan mempengaruhi kehidupan. Pola pikir dan sikap manusia akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan iman mereka.
Sisi lain yang dilalaikan adalah lemahnya sistem hukum. Bagi penyalahguna narkoba hendaknya diberi hukuman yang memberi efek jera. Sehingga pelaku maupun para penganutnya akan berpikir seribu kali untuk melakukan perbuatan yang sama.
Sayang memang, negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, namun narkoba seperti lautan. Menenggelamkan artis dan masyarakatnya menjadi penikmat benda haram ini. Maka mustinya yang menjadi suri tauladan bukanlah arti kenamaan, tapi Rasulullah dan para sahabat dan sahabiyah yang layak jadi panutan.
Wallahu alam bisawab
Pengirim: Sunarti, bidan asal Desa Sidorejo Kabupaten Ngawi