Jumat 25 Oct 2019 20:21 WIB

Tanggung Jawab Kepemimpinan

Tanggung jawab pemimpin adalah mengurus dan melayani bukan mengeruk harta rakyat

Pemimpin amanah (ilustrasi).
Foto: republika
Pemimpin amanah (ilustrasi).

Presiden dan Wakil Presiden periode jabatan 2019-2024 beserta para menterinya telah resmi dilantik. Banyak wajah baru yang mewarnai kursi kekuasaan untuk lima tahun mendatang.

Sebagai rakyat biasa, tentunya kami amat berharap kepada pemerintahan yang baru ini agar membawa Indonesia menjadi lebih baik. Termasuk mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Tak dapat dimungkiri beberapa waktu lalu sejumlah kebijakan memberatkan rakyat. Pemerintah juga diharapkan tidak terlena terhadap amanah yang diterimanya saat ini, mengingat kepemimpinan merupakan tanggung jawab amat berat. Tanggung jawab untuk mengurus kepentingan rakyat, melayani mereka, bukan untuk mengais rezeki ataupun mengeruk harta rakyat. Misalnya, melakukan korupsi dan tindakan lain yang merugikan masyarakat.

Sebagaimana yang diajarkan Rasulullah dan para pemimpin Islam dahulu, pemimpin lebih mementingkan rakyatnya ketimbang urusan mereka sendiri. Mereka mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya demi kesejahteraan rakyat.

Dengan demikian, tidak ada satu pun rakyat yang telantar ataupun menderita karena mereka sadar benar kepemimpinan merupakan amanah dari Allah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Pengirim: Siti Komariah, Konda, Sulawesi Tenggara

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement