Selasa 26 Nov 2019 19:45 WIB

Guruku, Hidup Menghimpit tak Halangi Menebar Ilmu

Guru saat ini meski mengalami tekanan ekonomi tetap menebar ilmu

Guru mengajar di kelas. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Guru mengajar di kelas. (Ilustrasi)

25 November Hari Guru Nasional. Sebuah penghargaan besar bagi para guru di tanah negeri. "Selamat Hari Guru" wahai seluruh guru di tanah negeri. Semoga jasamu adalah jasa yang akan membekas hingga akhirat nanti. Sebagai amal jariyah yang terus mengalir membasahi pundi-pundi pahala yang berlipat. Hingga menaikan dirimu derajat demi derajat.

Salam tawaduk dariku, seorang murid pembelajar yang selalu haus akan ilmu. Yang mungkin selalu banyak persoalan yang aku timbulkan hingga membuat para guruku kecewa. Namun, dengan sikap wara' yang kalian miliki, menjadikanmu 'berlapang dada' menghadapi segala tingkah.

Lepas dari oknum yang berulah di sisi lain. Mereka menebar perilaku yang tak layak ditiru, hingga membuat nama harummu tercemar. 'Guru kencing berdiri, murid kencing berlari' itu, kini, telah menjadi 'stempel buruk' terhadapmu. Jadilah, warna-warna buruk rupa mencoreng wajah tulusmu.

Wahai para guru, di seluruh negeri. Posisi kehidupan menghimpit profesimu. Menjadikan gejolak dalam hatimu. Antara target berbagi ilmu, menebar kasih sayang dan mencetak generasi. Terbentur dengan kokohnya sistem yang justru membelokkan tujuan murni pengabdian darimu. Alam sekulerisme dan kapitalisme menggilas tulusnya tujuan dan cita-citamu untuk mencetak generasi bermutu.

Darimu, dikejar waktu. Untukmu beban kian tak menentu. Hingga berkuranglah perhatian darimu untuk anak didikmu. Wahai para guru, namun itu tidak menghalangi langkahmu untuk menebar ilmu dan merangkul anak-anak negeri sebagai anak sendiri.

Selamat Hari Guru, 25 November 2019

Pengirim: Sunarti, bidan dan wiraswasta asal Kabupaten Ngawi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement