Senin 11 Jul 2022 18:08 WIB

Uni Eropa Dorong Suntikan Booster Covid-19 Bagi Lansia di Atas 60 Tahun

Booster bagi lansia akan mempercepat vaksinasi yang nyaris terhenti di Eropa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 dosis penguat (booster) di kawasan IRTI Monas, Jakarta, Selasa (5/7/2022). Badan kesehatan Uni Eropa pada Senin (11//2022) merekomendasikan sutikan booster Covid-19 kedua untuk semua orang di atas 60 tahun.
Foto: ANTARA/Agha Yuninda
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 dosis penguat (booster) di kawasan IRTI Monas, Jakarta, Selasa (5/7/2022). Badan kesehatan Uni Eropa pada Senin (11//2022) merekomendasikan sutikan booster Covid-19 kedua untuk semua orang di atas 60 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Badan kesehatan Uni Eropa pada Senin (11//2022) merekomendasikan suntikan booster Covid-19 kedua untuk semua orang di atas 60 tahun. Langkah ini diambil di tengah lonjakan baru kasus Covid-19 dan jumlah rawat inap di seluruh Eropa.

“Hari ini Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) dan Badan Obat Eropa (EMA) akan merekomendasikan booster tambahan untuk melindungi yang paling rentan,” kata Komisaris Eropa untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan, Stella Kyriakides.

Baca Juga

"Sangat penting bahwa setiap orang di atas usia 60 tahun dan semua orang yang rentan mendapatkan dosis booster kedua secepat mungkin," kata Kyriakides menambahkan.

Badan kesehatan Uni Eropa sejak April merekomendasikan booster kedua hanya untuk mereka yang berusia lebih dari 80 tahun dan yang paling rentan. Rekomendasi baru ini diharapkan dapat memfasilitasi keputusan nasional untuk mempercepat kampanye vaksinasi, yang telah melambat hingga hampir terhenti dalam beberapa bulan terakhir.

“Kita perlu bertindak sekarang untuk meningkatkan perlindungan warga yang berisiko selama bulan-bulan musim panas,” kata Kyriakides.

Kyriakides mencatat bahwa, vaksin yang saat ini tersedia untuk booster, seperti Pfizer dan Moderna, sangat efektif dalam mengurangi gejala Covid-19 yang parah. Namun tidak diketahui7 seberapa efektif mereka dalam mencegah infeksi dari sub-varian Omicron terbaru.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement