REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten Bogor membantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengkaji lahan yang cocok untuk dijadikan sebagai calon jalan Tol Caringin-Puncak. Rencananya, tahun ini, tugas Pemkab Bogor membantu menunjukkan mana yang layak dan tidak (dilalui).
"Jadi, jalurnya belum final. Informasinya pra-FS (feasibility study) itu di tahun 2023," ungkap Pelaksana tugas Bupati Bogor, Iwan Setiawan, Senin (11/7/2022).
Dia menegaskan, Pemkab Bogor siap mendukung rencana pembangunan jalan tol yang nantinya menghubungkan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dengan jalur Puncak Bogor-Cianjur. Iwan menyebutkan, pihaknya juga akan menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mendukung pembangunan Tol Puncak.
"Kita mendukung, namanya juga program nasional. Nanti tata ruangnya, RDTR-nya disesuaikan, karena ini kan program strategis nasional. Ini mencakup empat kecamatan. Ketika revisi, nanti masuk revisi RTRW," terang Iwan.
Jalan tol tersebut bakal memiliki gerbang atau pintu keluar di wilayah Puncak. Sejauh ini, opsi pintu keluarnya ada di wilayah Megamendung dan Gunung Mas.
"Jadi, pemda diminta untuk membantu dalam mengarahkan jalurnya. Artinya ini juga tidak keluar dari jalur bisnis, jadi jangan khawatir jalur utamanya akan sepi," ujarnya.
Dia berharap, wacana pembangunan jalan tol ini memberikan solusi atas kemacetan Jalur Puncak. Selama 30 tahun, kemacaetan di jalur ini hanya diatasi dengan rekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah atau one way dan sistem ganjil genap.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menyebutkan, pembangunan jalan tol adalah solusi terbaik yang mungkin dilakukan untuk menangani kemacetan di kawasan Puncak.
Menurut dia, pemerintah berencana untuk melakukan pembangunan jalan bebas hambatan alias jalan tol dari Caringin menuju Puncak dengan total panjang 18 kilometer. Rutenya, mulai dari Caringin-Cisarua-Gunung Mas.