Kamis 14 Jul 2022 12:07 WIB

Cek Arah Kiblat Saat Matahari Melintas di Atas Ka’bah 15 dan 16 Juli 2022

Peristiwa ini dikenal dengan istilah Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat.

Red: Gita Amanda
Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan, peristiwa Istiwa Azam atau Rashdul Kiblat.
Foto: Kemenag
Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan, peristiwa Istiwa Azam atau Rashdul Kiblat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari kembali melintas di atas Ka'bah pada 15 dan 16 Juli 2022. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kementerian Agama (Kemenag) Adib menjelaskan, peristiwa ini dikenal dengan istilah Istiwa Azam atau Rashdul Kiblat.

"Peristiwa Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada 13 dan 16 Juli 2022 pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Matahari melintas tepat di atas Ka'bah, sehingga bayang-bayang suatu benda yang berdiri tegak lurus di mana saja akan mengarah lurus ke Ka'bah," terang Adib di Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Mantan Kakanwil Kemenag Jawa Barat ini menjelaskan, berdasarkan tinjauan astronomi terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat. Di antaranya mengunakan kompas theodolite serta fenomena posisi matahari tepat di atas Ka'bah.

"Bagi umat Islam yang bertempat tinggal di wilayah Waktu Indonesia Timur tidak mendapatkan peristiwa ini karena matahari sudah terbenam, sehingga tidak dapat menghasilkan bayang-bayang benda," jelas Adib, dalam siaran pers, Kamis (14/7/2022).

Adib mengimbau umat Islam yang mempunyai pedoman arah kibrat dapat menyesuaikan dengan arah bayang-bayang benda tersebut. 

"Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pedoman arah kiblat adalah memastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus, mengunakan bandul, permukaan dasar harus datar dan rata, serta jam pengukuran sebaiknya disesuaikan dengan BMKG, RRI, dan Telkom," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement