Senin 18 Jul 2022 10:09 WIB

Komnas HAM tak Ingin Terjebak Motif Versi Polisi

Sejak Sabtu (16/7/2022), Komnas HAM berada di Jambi menemui keluarga Brigadir j.

Pengendara motor melintas di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri DUren Tiga, Jakarta, Selasa (12/7/2022). Rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo menjadi tempat kejadian perkara peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E yang terjadi pada Jumat (8/7/2022).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengendara motor melintas di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri DUren Tiga, Jakarta, Selasa (12/7/2022). Rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo menjadi tempat kejadian perkara peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E yang terjadi pada Jumat (8/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bambang Noroyono, Rizky Suryarandika

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tak ingin terjebak pada motif peristiwa versi kepolisian dalam peristiwa tembak-menembak di rumah kediaman Kadiv Propam Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo. Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menilai, motif peristiwa yang disampaikan oleh tim kepolisian terkait insiden tembak-menembak antara Bharada E dan Brigpol J, masih pada bobot kualitas setara dari ragam informasi yang disampaikan publik dan media.

Baca Juga

“Semua motif, informasi-informasi, masih kita letakkan semuanya di atas meja dalam kualitas yang sama. Komnas HAM punya prinsip imparsialitas, dan objektif dalam melakukan penyelidikan,” begitu kata Anam, Ahad (17/7/2022).

Anam pun mengatakan, tim investigasinya, saat ini, masih dini untuk beranjak ke tahap penelusuran, dan menemukan motif, atau latar belakang pendorong peristiwa dari kejadian nahas tersebut. Menurut dia, tahap awal dari pengungkapan fakta peristiwa saat ini, masih pada pengumpulan, dan verifikasi atas informasi yang didapat, dan temuan Komnas HAM.

“Jika ada banyak pihak, yang menyumbang pikiran, analisis, motif, dan sebagainya, itu nanti prosesnya. Saat ini, kami bekerja secara imparsial, dan objektif untuk mendalami tahapan-tahapan ini,” terang Anam.

Pun ia menegaskan, tak ingin proses investigasi Komnas HAM, berangkat dari ragam motif yang saat ini betebaran di publik. “Kami dalam penyelidikan tidak berangkat dari motif. Tetapi, kami berangkat dari jejak-jejak fakta yang kami dapatkan,” ujar Anam.

Tim Komnas HAM baru saja menuntaskan pertemuan dengan keluarga Brigadir J. Menurut Anam, sejak Sabtu (16/7/2022) tim sudah berada di Jambi guna menemui keluarga J. Dalam pertemuan itu, tim Komnas HAM mendapatkan keterangan, foto dan video dari pihak keluarga J.

"Paling penting kami diberikan konteks. Misal suatu foto itu apa konteksnya. Kami terima kasih ke keluarga (J) yang sudah terima kami dan berikan berbagai hal tersebut," kata Anam.

Anam mengeklaim tim Komnas HAM kini telah memiliki keterangan, foto dan video yang lebih banyak daripada yang beredar di masyarakat. Tim Komnas HAM pun menyatakan turut mengetahui konteks di balik foto dan video itu karena didukung keterangan keluarga J.

"Komnas HAM tentu saja dapat lebih banyak dari yang beredar di publik khususnya soal foto dan video beserta konteksnya. Jadi foto itu diambil bagaimana, konteksnya apa, penjelasan keluarga apa," ujar Anam.

Anam juga menyinggung mengenai kabar peretasan ponsel yang sempat menimpa ayah, ibu, kakak dan adik dari Brigadir J.

"Termasuk soal HP bagaimana ada masalah peretasan, kapan, pola kayak apa kami juga dapat," lanjut Anam.

Selain itu, Anam mengatakan, timnya sudah memperoleh gambaran dan informasi terkait kedatangan rombongan kepolisian ke kediaman Brigadir J. Ia mendukung keterbukaan keluarga Brigadir J guna membuka tabir kasus ini. 

"Kami dapat soal polisi datang dalam jumlah banyak. Kami dikasih keterangan background-nya apa, konteksnya apa, momen apa, siapa yang datang dan kapan. Kami dikasih tahu semua," ucap Anam.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement