Senin 18 Jul 2022 16:05 WIB

Zelenskyy Pecat Kepala Keamanan dan Jaksa Agung Ukraina

Zelenskyy mengungkapkan ratusan kasus pengkhianatan dan kolaborasi dengan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memecat kepala badan keamanan dalam negeri dan jaksa agung Ukraina dan mengungkapkan ratusan kasus pengkhianatan dan kolaborasi dengan Rusia.
Foto: AP/Andrew Kravchenko
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memecat kepala badan keamanan dalam negeri dan jaksa agung Ukraina dan mengungkapkan ratusan kasus pengkhianatan dan kolaborasi dengan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memecat kepala badan keamanan dalam negeri dan jaksa agung Ukraina dan mengungkapkan ratusan kasus pengkhianatan dan kolaborasi dengan Rusia. Pemecatan ini diumumkan saat Moskow meningkatkan operasi militernya di Ukraina.

Zelenskyy mengatakan lebih dari 60 pejabat dari badan keamanan SBU dan kantor kejaksaan di wilayah yang diduduki Rusia mengkhianati Ukraina. Sebanyak 651 kasus pengkhianatan dan kolaborasi dengan musuh dibuka terhadap pejabat penegak hukum.  

Baca Juga

Pemecatan kepala badan keamanan SBU Ivan Bakanov dan Jaksa Agung Iryna Venediktova yang memimpin proses hukum kejahatan perang Rusia dan banyaknya kasus pengkhianatan menunjukkan beratnya tantangan Ukraina dalam menghadapi infiltrasi Rusia. Sementara Kiev masih menghadapi gempuran serangan Rusia.

"Serangkaian kejahatan pada pondasi keamanan nasional bangsa menimbulkan pertanyaan serius pada pemimpin terkait, setiap pertanyaan akan menerima jawaban yang tepat," kata Zelenskyy, Ahad (17/7/2022) malam waktu setempat.

Dalam pidato malamnya Zelenskyy mencatat penangkapan mantan kepala SBU yang mengawasi Crimea atas dugaan pengkhianatan. Crimea merupakan semenanjung yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014 lalu dan Kiev masih menganggap daerah itu milik Ukraina.

Zelenskyy mengatakan ia memecat petinggi badan keamanan itu di awal invasi Rusia. Keputusan yang saat ini menunjukkan keputusan yang tepat.

"Bukti yang cukup sudah dikumpulkan pada laporan atas dugaan pengkhianatan yang dilakukan orang, semua aktivitas kriminalnya terdokumentasikan," katanya.

Setelah gagal menduduki Kiev di awal invasi kini pasukan Rusia kini menguasai daerah selatan dan timur Ukraina. Tapi sejak awal separatis pro-Rusia memang sudah menguasai daerah-daerah itu.

Zelenskyy mengatakan hingga saat ini Rusia sudah menggunakan 3.000 lebih rudal jelajah dalam invasinya ke Ukraina. Sementara "tidak mungkin dihitung" jumlah artileri yang digunakan.

Puluhan warga dan kerabat menghadiri pemakaman Liza Dmytrieva. Anak berusia 4 tahun itu salah satu dari 24 korban tewas serangan rudal Rusia ke Kota Vinnytsia pekan lalu.

Negara-negara Barat mulai mengirimkan senjata jarak jauh untuk membantu Ukraina di medan perang. Kiev mengungkapkan serangannya ke 30 pusat logistik dan amunisi Rusia berjalan sukses.

Serangan-serangan itu menggunakan sistem peluncur roket multi laras yang dipasok Barat baru-baru ini. Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina serangan-serangan tersebut menimbulkan pukulan keras pada rantai pasokan Rusia dan mengurangi kapabilitas serangan mereka.

Pada Ahad kemarin Komando Operasi Ukraina di wilayah Kherson melaporkan mereka menghancurkan dua sistem rudal Pantsir, tiga sistem komunikasi strategis, satu stasiun radio, dua gudang amunisi dan 11 kendaraan militer Rusia.

Pada Senin (18/7/2022) pagi Staf Umum Militer Ukraina mengatakan Rusia juga menggunakan perangkat elektronik radio untuk menekan saluran komunikasi via satelit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement