REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrik bus listrik pertama di Chili, Reborn Electric Motor, telah resmi beroperasi. Dikutip dari laporan Reuters, Senin (25/7/2022), ini merupakan salah satu cara negara penghasil tembaga terbesar di dunia itu untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (BBM) dan memerangi krisis iklim.
Reborn Electric Motor terletak sekitar 84 kilometer selatan ibukota Chili, Santiago. Pabrik bertujuan untuk memproduksi 200 bus listrik setahun, yang diperkirakan cukup untuk menjaga sekitar 65 ribu ton karbon keluar dari atmosfer.
Kementerian Lingkungan Chili mempelopori undang-undang baru yang akan mengikat negara itu untuk bersih nol emisi karbon pada tahun 2050, sesuai dengan tujuan yang dinyatakan sebelumnya oleh raksasa tembaga milik negara Codelco untuk menjadi netral tembaga.
Adapun bus listrik Reborn sudah beroperasi untuk mengantar pekerja di tambang Teniente Codelco. Produksi bus listrik ini juga diharapkan mampu mengubah proses akan bus diesel, untuk kemudian menjadikan bus elektrik menjadi pilihan yang berkelanjutan serta ekonomis.
"Kami menggunakan bus diesel, mengeluarkan motor diesel, tangki diesel, dan kami memasang baterai lithium ion dan motor listrik dan sistem kontrol. Dengan itu kami mendapatkan bus tanpa emisi dengan harga yang jauh lebih terjangkau," kata salah satu pendiri Reborn, Ricardo Repenning.
Perusahaan berharap upayanya dapat membantu mempromosikan industri di luar Chili. "Tujuan kami adalah agar teknologi canggih diproduksi dari Chili dan teknologi ini dapat digunakan secara global," kata Manajer Umum Reborn Felipe Cevallos.