REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping di Beijing, Republik Rakyat China (RRT), pada Selasa (26/7/2022) sore. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, fokus utama dalam pertemuan tersebut yakni upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
“Dan juga kerja sama di bidang prioritas lainnya, antara lain di bidang perdagangan, investasi, kesehatan, maritim,” ujar Menlu dalam keterangan pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Di bidang perdagangan, Retno menyebut tren perdagangan kedua negara terus mengalami peningkatan dan bahkan telah mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS. Selain itu, defisit perdagangan Indonesia juga menunjukkan penurunan.
“Sebagai contoh pada tahun 2018 kita mengalami defisit sebesar minus 18,4 miliar dolar AS. Sementara di tahun lalu di tahun 2021, defisit kita tinggal minus 2,44 miliar dolar AS,” jelas dia.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga memperjuangkan isu akses pasar, terutama produk CPO dan turunannya, buah tropis Indonesia, akses pasar bagi 22 spesies ikan, pembaruan protokol untuk mengakomodir produk turunan sarang burung wallet dan porang, serta meminta dilakukan review kebijakan anti-dumping terhadap produk stainless steel Indonesia.
Menurut Retno, para pemimpin China itupun menunjukan komitmen kuatnya untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia.
“Sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tempat yang penting bagi China dan kawasan. Apalagi saat ini Indonesia memegang Presidensi G20 dan tahun depan menjadi ketua ASEAN,” kata Menlu.