REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Orwil Lampung siap menghadapi persoalan keumatan pada masa pasca pandemi Covid-19. Sektor yang paling berdampak langsung dari pandemi adalah sosial ekonomi masyarakat.
Ketua Umum ICMI Orwil Lampung periode 2017-2022, Yusuf Sulfarano Barusman mengatakan, ICMI tetap responsif terhadap dampak Covid-19. Di awal tahun 2020 telah dideklarasikan Gerakan Bersama Kita Kuat atau Gemanta dan terus disosialisasikan.
“Dari dampak Covid-19 ada dua kelompok, kelas atas menikmati WFH (Work From Home), tapi pekerja kelas menengah ke bawah menimbulkan masalah. Mereka perlu didorong untuk tetap bekerja dan berusaha,” kata Yusuf S Barusman saat konferensi pers di Bandar Lampung, Selasa (26/7/2022).
Menurut dia, ICMI yang memiliki potensi kecendekiawanan dan kepakarannya tetap berperan dan berkontribusi kepada negara, khususnya di Provinsi Lampung. Terutama pada sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi.
Selama masa kepemimpinan ICMI lima tahun terakhir, Yusuf mengaku telah banyak peran dan kontribusi yang dilahirkan dan diserahkan kepada pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. “Persoalan kebangsaan, keumatan, dan sosial ekonomi telah dilakukan lewat kajian-kajian kepakaran dan telah diserahkan kepada bappeda masing-masing daerah,” kata Yusuf Barusman, yang juga rektor Universitas Bandar Lampung (UBL).
ICMI Orwil Lampung akan menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) VII di Mahligai Agung Convention Hall UBL pada Kamis (28/7/2022). Muswil akan dibuka Ketua ICMI Pusat, Arif Satria, yang juga rektor IPB.
Ketua Panitia Pelaksana Muswil VII ICMI Lampung, Iskandar Zulkarnain mengatakan, Muswil yang mengambil tema Membangun Sumber Daya Manusia untuk Mewujudkan Lampung Berjaya pada saatnya tetap mengedepankan musyawarah mufakat. “Muswil ICMI tetap menghindari one man one vote,” kata Iskandar didampingi Sekjen ICMI Lampung Khomsyahrial Romli.
Mengenai sosok calon ketua pada periode 2022-2027, dia berharap tim panelis nantinya yang akan menyaringnya. “Calon ketua ke depan, lebih bisa menjawab persoalan dunia digital yang serba cepat dan transparan. Terutama dalam menjaga NKRI, keumatan, dan menjaga marwah kecendekiawanan,” ujar Iskandar.