REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau siap memberikan insentif atau keringanan pajak bagi investor yang ingin berinvestasi di bidang pariwisata."Sepanjang kewenangan distribusi pajak itu ada di daerah, maka bisa diberikan insentif bahkan nol pajak distribusinya," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hardinansyah saat menjadi pembicara di acara Kopi Pagi oleh Dinas Kominfo Kabupaten Natuna dan RRI Ranai di Sepempang, Bunguran Timur, Natuna, Jumat (5/8/2022).
Sejauh ini, lanjut Hardinasyah, pemerintah daerah setempat sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin berinvestasi di bidang pariwisata."Kami mengembangkan karpet merah, welcome ke Natuna, sejauh ini sebenarnya sudah ada, tetapi para investor butuh kepastian jangka panjang, mereka masih menunggu siapa jadi Bupati Natuna kedepan, siapa yang menjadi Presiden kedepan, karena itu berpengaruh pada kebijakan," kata Hardinasyah.
Ia juga mengungkapkan, sejak tahun 2019 para investor bidang pariwisata telah berdatangan ke Natuna, tetapi terhenti karena pandemi Covid-19."Di Penarik (nama daerah di Natuna) sudah ada Grand Hyatt Grup, dari awal mereka sudah membeli 96 hektar lahan, namun hingga sekarang belum mereka bangun, mereka masih menunggu kebijakan politisnya (kebijakan pemerintah jangka panjang)," kata Kadis Pariwisata.
Karena itu, ia sangat yakin berinvestasi ke Natuna akan sangat menjanjikan bagi para investor di bidang pariwisata, karena infrastruktur dasar telah tersedia."Kami mengajak untuk berinvestasi di serpihan surga (Natuna) yang jatuh ke bumi ini, datanglah ke Natuna, jangan takut, jangan ragu, untuk jangka pendek ini memang ada kendala, tetapi untuk jangka panjang Natuna sangat luar biasa," kata Hardinasyah.
Ia juga menjelaskan kendala jangka pendek yang dimaksud adalah transportasi udara saat ini masih terbatas dan ketersediaan pasokan listrik terus ditambah."Namun itu semua telah dilakukan upaya penambahan daya oleh pemerintah pusat. Terkait transportasi kami telah menemui Menteri BUMN pak Erick Thohir, meminta agar pesawat Garuda atau Citilink masuk ke Natuna, begitu juga dengan listrik kami telah bertemu dengan Menteri Koordinator Kemaritiman pak Luhut, kita minta daya listrik ditambah 2 megawatt, malah dikasih 10 megawatt, namun ini semua butuh proses," ungkap Hardinasyah.