Jumat 05 Aug 2022 16:10 WIB

Pakar: Tujuh Persiapan Ini Harusnya Dilakukan Hadapi Cacar Monyet

Pakar sebut ada tujuh persiapan yang Indonesia bisa lakukan dalam hadapi cacar monyet

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Penyakit cacar monyet atau monkeypox dinilai dapat menyebabkan komplikasi penyakit, seperti radang paru, hingga penyakit radang otak. Pakar sebut ada tujuh persiapan yang Indonesia bisa lakukan dalam hadapi cacar monyet.
Foto: CDC via AP
Penyakit cacar monyet atau monkeypox dinilai dapat menyebabkan komplikasi penyakit, seperti radang paru, hingga penyakit radang otak. Pakar sebut ada tujuh persiapan yang Indonesia bisa lakukan dalam hadapi cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan membenarkan adanya satu kasus suspek cacar monyet di Pati, Jawa Tengah. Hingga kini, Kemenkes RI masih melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) guna memastikan adanya penularan penyakit menular tersebut.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada tujuh persiapan yang sebaiknya Indonesia lakukan. Pertama, pemerintah harus membuat penjelasan ke masyarakat luas dalam bentuk komunikasi risiko yang baik.

Baca Juga

"Publik perlu mengenal cacar monyet ini, gejala, penularan dan kapan harus konsultasi ke petugas kesehatan. Publik juga perlu memahami tentang status PHEIC yang sudah ditetapkan WHO, artinya memang perlu waspada tetapi juga tidak perlu panik berlebihan," ujar Tjandra, Jumat (5/8/2022).

Kedua, pemerintah harus menyediakan vaksin cacar monyet. Pada tahap awal , vaksin harus diberikan pada kelompok rentan. Ketiga, tenaga kesehatan (nakes) di seluruh pelosok negeri harus dapat mengenal penyakit ini dan mendiagnosisnya dengan tepat.

Menurut Tjandra, perlu upaya khusus karena selama di bangku sekolah banyak para nakes yang memang belum pernah bertemu kasus cacar monyet. "Keempat, surveilan epidemiologi jelas perlu digalakkan dan diintensifkan. Untuk ini kita dapat pergunakan jejaring surveilan Covid-19 yang sekarang sudah ada,\" kata Tjandra yang juga merupakan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Selanjutnya, deteksi laboratorium harus dibangun dengan baik, termasuk bila ada kasus suspek di tempat terpencil. Misalnya, bagaimana sistem rujukan spesimen laboratoriumnya agar diagnosis pasti cacar monyet dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat ditegakkan.

"Keenam, kesiapan penanganan kesehatan di rumah sakit kalau-kalau nanti ada kasus yang memerlukannya, termasuk ketersediaan obat anti viral yang sesuai," kata Tjandra.

"Terakhir, selalu mengikuti perkembangan cacar monyet di dunia dan khususnya di negara tetangga," sambung Tjandra.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan,Kementerian Kesehatan sedang memastikan status satu pasien suspek cacar monyet di Pati, Jawa Tengah. Budi mengatakan, Kemenkes melakukan genome sequencing terhadap pasien yang mengalami gejala demam sejak 19 Juli dan mengalami bintik-bintik ini untuk memastikan apakah terkonfirmasi cacar monyet atau tidak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement