REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenag melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag mulai mempersiapkan gelaran Hari Santri 2022. Sejumlah perwakilan ormas Islam dilibatkan dalam persiapan agenda tahunan ini.
Persiapan gelaran diawali dengan penyelenggaraan forum diskusi persiapan Peringaran Hari Santri. Forum ini diikuti sejumlah perwakilan Ormas Islam dan pondok pesantren. Hadir juga, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono, serta Tenaga Ahli Hasanudin Ali dan Muhammad Syaltut.
Di tahun ini, Kemenag ingin hari santri diperingati oleh seluruh masyarakat. “Kita berharap peringatan hari santri kali ini disambut oleh seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya kalangan tertentu,” ujar Direktur PD Pontren Waryono Abdul Ghofur, saat memberikan arahan dalam kegiatan persiapan hari santri 2022 di Jakarta, Rabu (3/8/2022) dilansir di website resmi Kemenag.go.id.
Menurut Waryono, antusiasme masyarakat di dalam menyambut Hari Santri sebenarnya sudah sangat besar. Bahkan, Hari Santri ini sudah dirayakan dengan meriah sampai di desa-desa.
Meski demikian, upaya agar Hari Santri dirayakan seluruh masyarakat Indonesia harus terus dilakukan. Menurutnya, salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan adalah dengan mengangkat tema yang bisa diterima seluruh masyarakat.
Bukan hanya tema yang bisa diterima oleh Kementerian Agama. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut hadir. Dia berharap output diskusi ini menjadi kesiapan suksesnya rangkaian program, kegiatan dan perayaan Hari Santri tahun ini.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Stafsus, Tenaga Ahli dan semua yang hadir mewakili Ormas Islam dan Pondok Pesantren, semoga Peringatan Hari Santri pada 22 Oktober nanti dapat kita peringati dengan penuh makna,” ujar dia.
Sejak ditetapkan pada 2015 oleh Presiden Joko Widodo, Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober. Ada kemiripan antara peringatan Hari Santri dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT RI). Keduanya sama-sama meneguhkan bahwa Indonesia lahir karena adanya perjuangan lahir batin seluruh komponen bangsa.
“Secara historis Hari Santri merujuk pada peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang kemudian melahirkan Hari Pahlawan pada 10 November,” ujar Direktur PD Pontren, Waryono Abdul Ghafur di Jakarta, Kamis (4/8/2022).