REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres adalah makanan paling umum di zaman modern. Dalam bentuk yang lebih ringan, dalam bentuk kerusuhan, kekerasan di tempat kerja, sekolah dan rumah. Masalah medis umum seperti sakit kepala tegang, insomnia, dan obesitas juga dikaitkan dengan stres yang tidak biasa. Tak satu pun dari kita bebas dari stres, tetapi beberapa orang menghadapinya lebih baik daripada yang lain.
Stres disebabkan faktor-faktor berikut:
1. Takut akan hal yang tidak diketahui dan mencoba melihat melalui dan mengendalikan takdir.
2. Kerugian dalam hidup kita dari orang-orang dan hal-hal yang kita sayangi dan ketidakmampuan kita untuk memulihkan kerugian tersebut.
3. Konflik batin antara hati dan pikiran kita antara apa yang diketahui sebagai kebenaran dan kegagalan kita untuk menerimanya sebagai kebenaran. Penerimaan kebenaran mungkin memerlukan perubahan kebiasaan dan cara hidup kita yang mungkin kita ikuti untuk beberapa alasan seperti kesenangan, kegembiraan, rasa, dan kebanggaan ras atau warisan.
Mari kita lihat bagaimana Alquran menangani situasi seperti itu.
“Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu.” (QS Al-Baqarah: 155)
Nasib kita sudah ditentukan sebelumnya. Yang harus kita kendalikan adalah kehendak bebas yang terbatas, yaitu tindakan kita, pilihan kita untuk berbuat baik atau buruk, percaya kepada Tuhan atau tidak percaya kepada-Nya.