REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan kepada Barat untuk melarang masuk warga Rusia. Kremlin mengatakan, seruan ini dinilai sangat negatif di Moskow.
Sebelumnya Zelenskyy mengatakan kepada surat kabar The Washington Post bahwa, sanksi Barat terhadap Moskow terlalu lemah. Zelenskyy menambahkan, Barat harus menutup perbatasannya dengan Rusia. Menanggapi pernyataan Zelenskyy, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Selasa (9/8/2022) mengatakan, setiap upaya untuk mengisolasi Rusia tidak akan menghasilkan prospek besar.
"Irasionalitas pemikiran dalam kasus ini, telah keluar dari grafik. Setiap upaya untuk mengisolasi Rusia adalah proses yang tidak memiliki prospek,” ujar Peskov, dilansir Aljazirah, Rabu (9/8/2022).
Pekan lalu, Finlandia mengeluarkan rencana untuk membatasi visa turis bagi warga Rusia. Tetapi di sisi lain, Finlandia juga menekankan perlunya keputusan tingkat Uni Eropa tentang masalah tersebut. Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas juga sependapat dengan Finlandia untuk mengakhiri masuknya wisatawan dari Rusia.
"Mengunjungi Eropa adalah hak istimewa, bukan hak asasi manusia,” ujar Kallas.
Di Paris, warga negara Rusia tidak bisa lagi mengunjungi Chateau de Vincennes, yang merupakan salah satu objek wisata penting. Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan, akses warga Rusia telah dibatasi setelah Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari.
Mengomentari pembatasan terhadap warga Rusia di Eropa, Peskov justru menyinggung peristiwa yang terlihat menjelang dan selama Perang Dunia Kedua. “Dalam ketidakramahan mereka, banyak dari negara-negara ini tergelincir ke dalam kelupaan. Mereka menggunakan pernyataan yang kami dengar dari beberapa negara Eropa di pusat Eropa 80 tahun yang lalu," kata Peskov.
Intervensi militer Moskow di Ukraina telah menewaskan ribuan orang. Invasi ini juga memaksa jutaan orang Ukraina meninggalkan rumah mereka, dan memperburuk kekurangan pangan di seluruh dunia.