Jumat 12 Aug 2022 16:30 WIB

Kemenag Dorong Penghulu Terdepan Respons Dinamika Masyarakat

Penghulu untuk tidak berhenti membaca dan melakukan akumulasi intelektualitas

Penghulu tidak hanya bertugas mencatat peristiwa nikah dan rujuk. Penghulu diharapkan terus meningkatkan kompetensi guna merespons dinamika di tengah masyarakat.
Foto: istimewa
Penghulu tidak hanya bertugas mencatat peristiwa nikah dan rujuk. Penghulu diharapkan terus meningkatkan kompetensi guna merespons dinamika di tengah masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Penghulu tidak hanya bertugas mencatat peristiwa nikah dan rujuk. Penghulu diharapkan terus meningkatkan kompetensi guna merespons dinamika di tengah masyarakat.

Demikian disampaikan Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dalam Bimtek Peningkatan Kualitas Pencatatan Nikah Berbasis Moderasi Beragama di Hotel Rinra, Makassar, Kamis (11/8/2022). "Ikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat sehingga Penghulu bisa memberikan respons bermutu dan layanan berkualitas," ungkapnya.

Baca Juga

Guna mengoptimalkan peran ini, Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar itu mendorong Penghulu untuk tidak berhenti membaca dan melakukan akumulasi intelektualitas. "Penghulu tidak boleh berhenti membaca, tidak boleh berhenti melakukan akumulasi intelektual. Belajar terus. Membaca terus. Membaca buku dan literatur," tambahnya.

Tidak hanya membaca buku dan literatur, Kamaruddin mendorong Penghulu terus membaca realitas masyarakat. Penghulu diharapkan terlibat aktif dalam menyelesaikan dinamika yang terjadi di wilayah masing-masing.

"Kita juga harus membaca dinamika masyarakat. Apa yang terjadi, isu apa yang berkembang. Jika mampu merespons dinamika masyarakat, Penghulu akan menjadi idola di tingkat kecamatan baik di kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak muda," tegasnya. 

Kualitas Penghulu, imbuhnya, merupakan salah satu upaya fundamental untuk meningkatkan kualitas KUA. "Mari bersama wujudkan perubahan fundamental di KUA dengan terus meningkatkan kualitas Penghulu," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement