REPUBLIKA.CO.ID, SAINT-MAGNE -- Pemadam kebakaran di seluruh Eropa datang ke Prancis untuk membantu negara itu menjinakan kebakaran hutan besar. Sementara api juga mengamuk di Portugal dan sebagian Inggris mengalami kekeringan parah.
Bencana-bencana yang disebabkan gelombang panas ini meningkatkan fokus pada resiko perubahan iklim. Panasnya suhu udara di Eropa juga telah menurunkan permukaan air Sungai Rhine di Jerman dan mengeringkan sumber air Sungai Thames di Inggris.
Pemerintah Gironde, Prancis mengatakan suhu panas dan semakin buruknya kekeringan meningkatkan resiko kebakaran baru. Kebakaran yang telah berlangsung selama berhari-hari menghanguskan ribuan hektar dan memaksa 10 ribu orang mengungsi.
Pemadam kebakaran dari Jerman, Romania, Yunani dan negara lain membantu Prancis mengatasi kebakaran di dekat Bordeaux serta kebakaran di tempat lain. Termasuk di Brittany di barat laut.
"Tidak penting negaranya, kami pemadam kebakaran dan kami di sini untuk membantu," kata kepala pemadam kebakaran Romania ristian Buhaianu, Jumat (12/8/2022).
Komandan pemadam kebakaran Prancis Stephanie Martin menyambut baik bantuan di wilayah kebakaran hutan masif yang terjadi sejak bulan lalu. "Pemadam kami lelah setelah satu bulan berjuang, ini bantuan yang sangat baik bagi kami, sehingga kami juga dapat fokus pada operasi yang lain," katanya.
Walaupun gelombang panas ketiga Prancis diperkirakan akan berakhir pada Ahad (14/8/2022) mendatang akan memberikan sedikit kelegaan. Api meninggalkan kerusakan yang sangat besar, 7.400 hektar hangus terbakar setara luas kota besar di Prancis seperti Nice.
Pemadam kebakaran Prancis menyebut "api monster" yang menghancurkan rumah-rumah termasuk rumah keluarga Juliette Pilain dari kota Belin-Beliet, jantung Gironde.
"Sulit memproses berita ini, rumah itu sudah jadi milik keluarga saya selama bertahun-tahun, sangat menyakitkan terutama bagi kakek-nenek saya," kata siswa berusia 19 tahun itu.
"Kami masih memiliki furnitur dari kakek-nenek buyut saya di sana, buku-buku dan ensiklopedia milik nenek buyut saya, kami banyak menangis tapi kemudian itu hanya kerusakan benda dan kami semua masih disini," katanya.