Ahad 14 Aug 2022 16:57 WIB

Anies Ceritakan Pengakuan Warga Jepang Lebih Nyaman Naik Angkot dan Bus di Jakarta 

Anies bercerita pengakuan warga Jepang yang merasa nyaman naik angkot di Jakarta

Red: Nashih Nashrullah
Bus Transjakarta dan MRT melintas di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan tarif integrasi untuk layanan transportasi umum massal yakni Transjakarta, MRT dan LRT dengan tarif maksimum dalam satu kali perjalanan sebesar Rp 10.000. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta dan MRT melintas di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan tarif integrasi untuk layanan transportasi umum massal yakni Transjakarta, MRT dan LRT dengan tarif maksimum dalam satu kali perjalanan sebesar Rp 10.000. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kunjungan kerja (kunker)ke Tokyo, Jepang berbagi cerita tentang pengakuan warga Jepang yang merasakannyamannya menggunakan moda transportasi angkutan kota (angkot) dan bus di Jakarta pada saat ini.

Anies melalui akun Instagram miliknya pada Ahad (14/8/2022), menuliskan pengakuan itu didapatdari komentar beberapa peserta dalam tiga kali seminar ilmiahtentang Jakarta di Jepang yakni dua kali di Tokyo dan satu kali di Hiroshimayang diselenggarakan The Sasakawa Peace Foundation.

Baca Juga

Menurut Anies, sepanjang seminar di Tokyo itu, Jakarta mendapatkan komentar dari orang-orang Jepang yang sempat ke Jakarta pada 2021 dan 2022 yang menceritakan betapa nyamannya menggunakan kendaraan umum dan bisa menyusuri Jakarta dengan berjalan kaki.

"Bahkan ada yang menceritakan pengalamannya naik angkot di Jakarta. Sekarang terasa sangat nyaman. Jika mereka cerita soal nyamannya naik MRT maka itu bukan sesuatu yang unik. Tapi jika ada orang Jepang cerita kenyamanan naik angkot dan bus umum, maka itu unik dan kita mendengarnya dengan rasa syukur," kata Anies.

Bahkan, kata Anies, banyak topik yang dibahas selama seminar tersebut, Mulai dari soal transportasi, kesehatan, pendidikan, perekonomian, demokrasi, hingga masalah UMP. 

Mereka memang cukup detail dan telaten dalam memantau Jakarta dan Indonesia."Menariknya sebagian malah mengatakan Jepang harus belajar dari Indonesia soal kecepatan untuk learning dan unlearning, sehingga bisa lebih cepat dalam mengantisipasi perubahan," tulis Anies.

Seminar-seminar tersebut, kata Anies, terselenggara karena masyarakat Jepang menaruh perhatian sangat besar terhadap perkembangan Kota Jakarta.

Anies merinci tiga seminar yang diselenggarakan The Sasakawa Peace Foundation yakni yang pertama untuk kalangan akademisi dan jurnalis yang memiliki riset dan kajian terkait Indonesia dan Asia Tenggara.

Seminar kedua untuk kalangan bisnis dan masyarakat umum yang memiliki kegiatan usaha dan minat di Indonesia. Dan seminar ketiga, Sasakawa bekerjasama dengan Universitas Hiroshima menyelenggarakan kuliah untuk kalangan mahasiswa.

"Tukar pikiran yang terjadi selama seminar-seminar itu bukan semata-mata dari orang yang sedang mewakili Jakarta di hadapan Jepang, tapi ini percakapan sebagai sesama warga dunia yang saling belajar dan berbagi pengalaman. Kita adalah sesama warga dunia dan sama-sama punya tanggung jawab untuk menyiapkan," tutur Anies.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkunjung ke Balai Kota Tokyo, Jepang untuk bertemu dengan Gubernur Tokyo Yuriko Koieke.Pertemuan tersebut guna membahas usaha kebangkitan pascapandemi, kerja sama membangun kota tahan bencana, dan kerja sama di bidang transportasi publik ramah lingkungan.

Saat tiba di Balai Kota Tokyo, Anies mengaku ada staf Gubernur Tokyo Yuriko Koike yang minta foto bersama sambil membawa selembar hasilprint out foto bersama lima tahun yang lalu.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement