Ahad 14 Aug 2022 19:05 WIB

Kecam Penusukan Salman Rushdie, JK Rowling Terima Ancaman Pembunuhan

Acaman yang diterima Rowling menyebutkan dia menjadi target selanjutnya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
JK Rowling. Polisi Skotlandia pada Ahad (14/8/2022) menyelidiki laporan ancaman yang ditujukan kepada penulis novel Harry Potter, JK Rowling.
Foto: Time
JK Rowling. Polisi Skotlandia pada Ahad (14/8/2022) menyelidiki laporan ancaman yang ditujukan kepada penulis novel Harry Potter, JK Rowling.

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Polisi Skotlandia pada Ahad (14/8/2022) menyelidiki laporan ancaman yang ditujukan kepada penulis novel Harry Potter, JK Rowling. Penulis tersohor tersebut mendapatkan ancaman setelah mengutarakan kecaman atas penusukan Salman Rushdie.

Dalam cuitannya di Twitter, JK Rowling mengatakan, dia merasa sangat sedih setelah mendengar berita penusukan terhadap Rushdie. Dia berharap, Rushdie dalam kondisi baik. Seorang pengguna Twitter membalas cuitan JK Rowling dengan ancaman.

Baca Juga

"Jangan khawatir Anda (akan menjadi target) berikutnya," ujar pengguna Twitter tersebut.

JK Rowling membagikan tangkapan layar dari cuitan yang mengancam dirinya. JK Rowling menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung dirinya di tengah ancaman tersebut. Di masa lalu, JK Rowling pernah dikritik oleh aktivis trans. Mereka menuduh penulis tersebut transphobia.

"Untuk semua yang mengirim pesan yang mendukung, terima kasih, polisi sudah menangani ancaman itu," ujar JK Rowling.

Seorang juru bicara kepolisian Skotlandia mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan tentang ancaman tersebut. "Kami telah menerima laporan tentang ancaman itu  dan petugas sedang melakukan penyelidikan," ujarnya.

Pada Jumat (12/8/2022), seorang pria yang diidentifikasi sebagai Hadi Matar menyerang Rushdie dengan menusuknya. Penusukan terjadi ketika Rushdie berada di atas panggung dan bersiap memberikan kuliah umum di  Chautauqua Institution. Pelaku mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan. Jaksa menyebut serangan itu sebagai kejahatan "terencana". Seorang pengacara untuk tersangka mengajukan pembelaan atas namanya selama dakwaan di New York barat.

Seorang hakim memerintahkan agar Matar ditahan tanpa jaminan. Perintah ini berlaku setelah Jaksa Wilayah Jason Schmidt mengataka bahwa, Matar dengan sengaja menempatkan dirinya dalam posisi untuk menyakiti Rushdie. Matar bisa mendapatkan izin untuk mengikuti kuliah umum dengan identitas palsu. 

“Ini adalah serangan yang ditargetkan, tidak diprovokasi, dan direncanakan sebelumnya terhadap Rushdie,” kata Schmidt, dilansir Aljazirah, Ahad. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement