Kamis 18 Aug 2022 09:17 WIB

Bom Masjid Kabul Sebabkan 20 Orang Meninggal, Termasuk Ulama Terkemuka

Bom meledak saat umat Muslim sedang menjalankan sholat Maghrib.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Serangan bom di Afghanistan (ilustrasi). Bom Masjid Kabul Sebabkan 20 Orang Meninggal, Termasuk Ulama Terkemuka
Foto: Reuters
Serangan bom di Afghanistan (ilustrasi). Bom Masjid Kabul Sebabkan 20 Orang Meninggal, Termasuk Ulama Terkemuka

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah ledakan terjadi di sebuah masjid, di utara ibu kota Afghanistan, Kabul, menewaskan 20 orang dan melukai 40 lainnya.

Ledakan itu dilaporkan terjadi di sebuah masjid di daerah Khair Khana, saat warga Muslim sedang menjalankan shalat Maghrib.

Baca Juga

"Akibat ledakan di sebuah masjid di utara Kabul, 20 orang tewas dan 40 lainnya cedera," kata seorang sumber keamanan Afghanistan kepada penyiar Qatar Al Jazeera, dikutip di ANI News, Kamis (18/8/2022).

Taliban mengeklaim mereka memiliki kendali penuh atas Afghanistan. Tetapi, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terus melakukan serangan terhadap warga sipil dan polisi di seluruh negeri.

Hingga berita ini dibuat, Taliban belum mengeluarkan pernyataan tentang korban yang berjatuhan. Sejauh ini juga tidak ada kelompok teroris yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.

Di antara Muslim yang tewas, salah satunya merupakan seorang ulama Islam terkemuka, bernama Amir Mohammad Kabuli. Dua pekan lalu, dua ledakan mematikan terjadi di Kabul dan merenggut nyawa 10 orang, melukai 40 lainnya. ISIS mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut.

Ledakan ini terjadi setelah satu tahun pemerintahan Taliban di Afghanistan. Kelompok hak asasi mengatakan Taliban telah melanggar banyak janji untuk menghormati hak asasi manusia dan hak-hak perempuan.

Setelah merebut Kabul pada bulan Agustus tahun lalu, kelompok tersebut telah memberlakukan pembatasan ketat pada hak-hak perempuan dan anak perempuan. Mereka juga menekan media, bahkan secara sewenang-wenang menahan, menyiksa dan mengeksekusi kritik dan lawan yang dianggap sewenang-wenang.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) yang berbasis di New York dalam laporannya mengatakan, pelanggaran HAM oleh Taliban telah membawa kecaman luas. Hal ini membahayakan upaya internasional untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan di negara itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement